Perbuatan Baik Menyertai Sampai Mati (Jelajah PB 737)

Galatia 6:7-11

Orang Kristen yang mengasihi Tuhan, pasti akan memberikan persembahan dengan setia. Mereka tahu bahwa itu adalah hak Tuhan. Jemaat memberikan persembahan kepada Tuhan, Tuhan memberkati para pemberita Injil melalui persembahan tersebut. Dalam hal ini Paulus juga menegaskan supaya jemaat tidak melakukan kesesatan, karena Tuhan tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Tuhan akan memberkati orang-orang yang ikut mendukung pekabaran Injil.

Setiap orang yang menabur dari dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya. Barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Ketika kita mengikuti keinginan daging kita untuk menghabiskan berkat yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita, maka kita sedang menabur dalam daging. Semuanya itu akan berakhir dengan kebinasaan, karena yang dipuaskan hanya daging kita yang nanti juga akan mati. Ketika kita dengan penuh pengertian dan kesadaran, kita ikut dalam pembiayaan pemberitaan Injil, kita sedang menabur dalam Roh. Pemberitaan Injil akan membawa orang lain kepada keselamatan. Pengajaran firman Tuhan disampaikan supaya semakin banyak orang mendengarkan firman dan akhirnya mereka percaya kepada Yesus. Penginjilan memerlukan biaya yang sangat besar. Perlu ada orang-orang yang siap sedia untuk diutus. Kita bisa menabur di bagian ini.

Orang Kristen tidak boleh jemu-jemu untuk berbuat baik. Jika sudah datang waktunya, kita akan menuai apa yang kita tabur. Perbuatan kita juga akan mengikuti kita, bahkan sampai mati. Wahyu 14:13 mengatakan, “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini. Sungguh, kata Roh, supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.” Tentu kita menginginkan perbuatan yang baik yang akan menyertai kita, bukan perbuatan yang memalukan. Kita akan menuai semuanya itu, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, jangan sampai kita mundur dari iman kita, supaya kita bisa menuai dan tidak kehilangan tuaian kita.

Selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, terutama kepada kawan-kawan kita seiman. Jika kemampuan kita tidak terbatas, kita bisa berbuat baik kepada semua orang tanpa batas. Tetapi kalau kemampuan dan kesempatan kita terbatas, maka yang diutamakan untuk menerima perbuatan baik kita seharusnya adalah orang-orang yang seiman dengan kita. Mereka seharusnya menjadi prioritas, karena mereka saudara-saudara kita seiman. Prioritas ini harus dilakukan ketika kesempatan dan kemampuan kita terbatas. Saudara seiman kita menjadi prioritas, karena nanti mereka akan bersama-sama dengan kita di Surga.

Paulus menulis surat ini dengan huruf yang cukup besar. Banyak penafsir mengatakan bahwa Paulus memiliki masalah dalam penglihatannya. Apalagi pada waktu itu belum ditemukan kacamata. Karena itu, Paulus perlu orang lain untuk menemaninya. Paulus perlu teman-teman sepelayanan, termasuk murid-muridnya yang mengasihinya dan mencintai kebenaran. Kemungkinan Paulus adalah orang yang suka membaca. Buku pada waktu itu berbeda dengan buku sekarang. Tulisan sulit dibaca karena ditulis di kulit yang warnanya juga kusam. Penerangan juga sangat terbatas. Tetap Paulus tetap bersemangat untuk menulis semua ilham dari Roh Kudus. Dari sini kita bisa melihat bahwa Alkitab yang ada pada kita adalah tulisan yang sangat mahal.

Views: 3

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top