Galatia 1:1-2
Surat Galatia ditulis oleh Rasul Paulus. Di pasal 2 Paulus menyinggung mengenai persidangan yang dilaksanakan di Yerusalem, yang dicatat juga dalam Kisah Para Rasul 15. Persidangan di Yerusalem itu diperkirakan terjadi pada tahun 47 M, sehingga surat Galatia ini diperkirakan ditulis di atas tahun 50 M, sekitar 52 atau 53 M. Setelah peristiwa persidangan itu, ada orang-orang dari Yerusalem yang pergi ke Galatia. Mereka memperkenalkan diri sebagai utusan dari Yakobus yang pada waktu itu menjadi gembala di Yerusalem. Yakobus ini adalah saudara dari Tuhan Yesus. Penulisan surat Galatia ini diperkirakan ditulis oleh Paulus pada saat berada di Efesus.
Galatia merupakan satu provinsi yang terdiri dari beberapa bagian. Ada sekitar tiga kota yang berada di wilayah Galatia bagian utara. Ada sekitar empat kota yang berada di wilayah Galatia bagian selatan. Surat ini ditujukan kepada jemaat-jemaat yang ada di wilayah Galatia. Tujuan surat ini adalah untuk melawan pengajaran yang dibawa oleh orang-orang Yerusalem yang mengaku sebagai utusan Yakobus. Pengajaran mereka ternyata bertentangan dengan Injil. Jemaat di Yerusalem telah terkontaminasi dengan Yudaisme. Mereka mencampurkan iman kekristenan dengan tradisi Yahudi. Jemaat Yerusalem menjadi jemaat yang ebionik, yaitu jemaat yang menggabungkan pengajaran Kristen dengan Yudaisme. Orang-orang Yerusalem itu juga meremehkan kerasulan Paulus. Mereka menganggap bahwa Paulus tidak seperti dua belas rasul yang lain, yaitu rasul yang langsung belajar dari Yesus Kristus dan hidup bersama dengan Yesus. Mereka terus mempertanyakan otoritas Paulus sebagai rasul Yesus Kristus.
Orang-orang Yerusalem juga menyerang Paulus dengan fitnah bahwa Injil yang diberitakan oleh Paulus adalah Injil yang tidak benar. Injil yang disampaikan oleh Paulus disebut sebagai Injil yang masih kurang. Karena itulah apa yang telah diberitakan oleh Paulus perlu disempurnakan oleh mereka, yaitu dengan memerintahkan jemaat-jemaat di Galatia supaya mereka mematuhi hukum Taurat. Mereka mewajibkan jemaat di Galatia untuk disunat. Bahkan mereka menjelaskan kepada jemaat di Galatia bahwa Injil yang diberitakan oleh Paulus bisa mencelakakan karena dianggap tidak lengkap atau tidak utuh. Surat Galatia ini sangat disukai oleh tokoh gereja yang terkenal, yaitu Martin Luther. Inti surat Galatia menyatakan bahwa keselamatan adalah anugerah Tuhan melalui iman dan percaya kepada Yesus Kristus.
Di dalam pembukaan surat Galatia ini, Paulus memperkenalkan diri sebagai rasul yang dipilih langsung oleh Yesus Kristus. Paulus adalah utusan Yesus Kristus, bukan utusan jemaat di Yerusalem. Karena itulah Paulus memiliki otoritas kerasulan. Jika pada saat ini kita memberitakan Injil ke tempat-tempat tertentu, maka seharusnya kita menjadi utusan dari jemaat. Dengan demikian, tidak ada orang Kristen yang tidak berjemaat. Tuhan tidak mendirikan yayasan atau lembaga. Tuhan memberikan kewenangan kepada jemaat atau gereja untuk menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran. Jemaat memiliki hak dan otoritas untuk memberitakan Injil dan mengutus orang untuk mengabarkan Injil ke manapun juga. Untuk bisa melaksanakan tugas dengan lebih efektif, maka jemaat atau gereja bisa mendirikan yayasan atau lembaga. Dengan yayasan atau lembaga tersebut, gereja bisa membentuk sekolah, rumah sakit, panti asuhan, sekolah teologi, yayasan pekabaran Injil, dan lain sebagainya.
Views: 17