Galatia 5:1-5
Sebelumnya Paulus berbicara mengenai perhambaan. Selanjutnya ia berbicara tentang kemerdekaan Kristen. Setiap orang percaya seharusnya memiliki kemerdekaan di dalam Yesus Kristus. Kita sudah dilepaskan dari kutuk hukum Taurat. Kristus sudah menebus kita dari kutuk itu. Tidak ada orang yang perlu mendoakan kita untuk dilepaskan dari ikatan apapun. Jika kita sungguh-sungguh percaya kepada Yesus, maka segala belenggu dan kutuk segera terlepas, karena Roh Kudus masuk ke dalam hati kita dan membebaskan kita. Pada saat itu kita telah mengambil posisi Tuhan Yesus yang kudus dan Tuhan Yesus mengambil alih posisi kita sebagai orang berdosa. Dengan demikian kita menjadi anak Tuhan. Tidak ada seorang pun yang sanggup atau memiliki wewenang untuk membebaskan kita dari segala belenggu dan ikatan kutuk, selain Yesus Kristus. Cukup percaya saja kepada Yesus, maka kita akan diselamatkan.
Di Indonesia, kita tidak bisa lepas dari adat istiadat nenek moyang. Apapun suku bangsanya, selalu berkaitan erat dengan adat istiadat. Sebagai orang percaya, seharusnya kita bisa memilah dan memilih. Jangan sampai kita diperhamba oleh adat istiadat yang tidak sesuai dengan iman Kristen. Kita seharusnya sungguh-sungguh menjadi orang Kristen yang lahir baru. Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, maka Kristus telah memerdekakan kita melalui penyaliban-Nya. Kristus telah menggantikan diri kita terpaku di atas kayu salib. Kristus telah menggantikan kita menerima kutuk hukum Taurat. Hukum Taurat menjadi kutuk karena kita tidak bisa menggenapi seluruh hukum Taurat. Tuhan menegaskan kepada kita supaya kita tetap berdiri teguh dan tidak mau lagi untuk dikenakan kuk perhambaan.
Pengaruh orang-orang Yerusalem terhadap jemaat di Galatia cukup kuat. Ada beberapa dari antara jemaat di Galatia yang menjadi lemah, sehingga mereka memilih untuk mengenakan kembali kuk perhambaan. Mereka mulai mengikuti tradisi-tradisi Yahudi, sebagai alasan untuk melengkapi kekristenan mereka. Di antara kita mungkin tanpa sadar juga mulai diperhamba oleh Iblis, misalnya dengan menganggap angka tertentu sebagai angka sial. Karena itu kita harus benar-benar sadar bahwa ketika kita sudah menjadi orang percaya, kita telah dimerdekakan dari semua hal yang membuat kita takut atau terbelenggu.
Paulus menegaskan bahwa jika ada seseorang menyunatkan diri karena pengaruh dari tradisi keagamaan Yahudi, maka Kristus sama sekali tidak berguna baginya. Artinya, jika ada orang yang mengharapkan masuk Surga melalui sunat, maka Kristus tidak berguna lagi. Setiap orang yang memiliki pengertian demikian, seharusnya mereka wajib melakukan seluruh hukum Taurat. Justru karena manusia tidak bisa melaksanakan semua hukum Taurat, maka Yesus Kristus datang ke dunia. Kalau Tuhan Yesus sudah membebaskan kita dari kutuk hukum Taurat, maka celakalah kita jika kita mau balik lagi untuk melakukan hukum Taurat.
Kita tidak perlu menyunatkan diri karena hukum Taurat. Jika kita melakukan itu, maka kita telah lepas dari Kristus. Jika kita mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat, maka kita akan hidup di luar kasih karunia. Oleh karena Roh dan karena iman, maka kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. Roh adalah wewenang dari Tuhan, sedangkan iman adalah wewenang dari pihak kita. Iman adalah ketika kita percaya dengan segenap hati.
Views: 3