Galatia 4:17-20
Paulus menerangkan tentang sifat-sifat dari guru-guru palsu yang datang dari Yerusalem. Orang-orang dari Yerusalem itu berusaha untuk menjauhkan jemaat Galatia dari Injil yang benar, yang telah disampaikan dan diajarkan oleh Paulus sebelumnya. Jika saja jemaat di Galatia mau mendengarkan atau membaca apa yang disampaikan oleh Paulus, maka mereka pasti bisa menyadari kebodohan dari guru-guru palsu itu. Paulus menegaskan bahwa guru-guru palsu itu hanyalah manusia licik yang ingin meninggikan diri dan menggunakan kepura-puraan untuk mencapai kepentingan diri mereka sendiri. Mereka telah giat untuk menarik jemaat di Galatia dari kebenaran. Mereka berpura-pura menunjukkan hormat serta memberikan kasih sayang yang tidak tulus. Mereka melakukan semuanya itu dengan tujuan yang tidak baik, tidak tulus dan tidak benar. Mereka sebenarnya ingin mengucilkan jemaat yang tidak mau mengikuti hukum Taurat. Dengan demikian diharapkan mereka pada akhirnya mengikuti apa yang dilakukan oleh orang-orang Yerusalem tersebut.
Tujuan utama dari orang-orang Yerusalem itu adalah memenangkan hati jemaat Galatia, supaya mereka membenci Paulus. Dengan demikian mereka dapat menguasai sepenuhnya jemaat di Galatia. Hal seperti itulah yang seringkali dilakukan oleh orang-orang yang ingin berbuat jahat. Mereka di awal sepertinya sangat baik dan ingin memenangkan hati. Mereka akhirnya bisa menarik orang-orang yang dipengaruhinya, supaya bisa sepemikiran dengan mereka. Mereka tidak segan-segan menghancurkan nama baik orang lain demi mencapai tujuan jahat mereka.
Paulus menegaskan bahwa memang baik kalau ada orang yang giat berusaha untuk menarik orang lain, tentunya karena perkara-perkara baik. Itulah sebenarnya yang sedang dilakukan oleh Paulus, yaitu menarik mereka supaya bisa percaya dengan pengajaran Paulus. Memang, jika kita membaca semua surat Paulus, yang ditulis adalah firman dari Tuhan, ilham serta wahyu yang langsung didapatkan dari Tuhan. Semua yang dia tulis dan katakan adalah pengajaran yang murni, yang seharusnya dilakukan dengan taat oleh orang-orang percaya.
Paulus memposisikan diri sebagai orang tua bagi jemaat di Galatia, sehingga dia memanggil anak-anak kepada jemaat di Galatia. Sebagai orang tua, Paulus sedang menunjukkan kasih dan kelemahlembutannya. Mungkin Paulus juga sedang maklum, bahwa saat ini mereka seperti anak kecil yang mudah sekali dipengaruhi oleh orang lain. Paulus tetap menasihati dan mengasihi mereka, meskipun hal itu bisa membuat dirinya sakit. Dia berkata bahwa apa yang terjadi pada dirinya pada saat itu adalah seperti menderita sakit bersalin.
Paulus memberikan teladan bagi kita bahwa sebagai seorang pelayan Tuhan, kita diharapkan bisa tetap setia untuk membimbing orang-orang ke dalam kebenaran. Apa yang kita lakukan mungkin menyakiti diri kita, sama seperti Paulus yang sedang merasakan seperti orang yang sedang sakit bersalin. Paulus tidak menginginkan balasan dan juga tidak ingin memanfaatkan jemaat Galatia. Dia ingin supaya orang-orang yang telah mendengar Injil murni tetap teguh di dalam iman yang murni kepada Tuhan. Paulus sangat rindu berada di antara jemaat di Galatia. Dia sangat bersukacita jika mendapatkan kesempatan untuk berada di antara mereka, untuk bercakap-cakap dengan mereka, supaya ia mendapatkan kesempatan untuk berbicara dengan suara lain.
Views: 1