Pemberitaan Injil Tersendat (Jelajah PB 681)

2 Korintus 7:2-4

Paulus mengajak jemaat Korintus untuk melihat kembali kehidupan dan perilaku Paulus pada saat  bersama-sama dengan mereka di Korintus. Paulus tidak pernah mencari untung atas mereka. Dan memang tidak boleh ada orang yang pergi memberitakan Injil dengan harapan mendapatkan keuntungan secara materi dan jasmani. Orang yang seperti itu pasti hanya akan mendekati orang-orang yang kaya secara materi supaya mendapatkan ucapan terima kasih. Memang ada banyak kemungkinan bisa terjadi seperti itu, tetapi hal itu tidak seharusnya terjadi.

Paulus mengungkapkan hal itu karena memang Paulus ingin jujur kepada jemaat di Korintus. Kejujuran Paulus bukan untuk memalukan jemaat di Korintus, tetapi karena memang Paulus telah menganggap mereka sebagai saudara sendiri. Bahkan Paulus berkata bahwa mereka sehidup semati. Paulus tidak bermaksud untuk mencela atau menyindir jemaat di Korintus, tetapi ini adalah bentuk kasih Paulus kepada mereka supaya mereka semakin tahu dan sadar akan pentingnya pelayanan dan hidup kudus di hadapan Tuhan.

Pada prinsipnya, orang-orang Kristen yang sudah mendapatkan harta rohani (yaitu keselamatan kekal), seharusnya bersyukur dengan memberikan harta duniawi mereka untuk pelayanan pemberitaan Injil. Sebagai tanda syukur tersebut, orang percaya seharusnya ikut ambil bagian dalam pemberitaan Injil, supaya tidak egois dengan berita keselamatan tersebut. Kita mendengar Injil dan diselamatkan, karena ada orang-orang yang memberitakan Injil kepada kita. Orang lain sudah banyak berkorban untuk memberitakan Injil itu kepada kita: korban waktu, kehidupan, tenaga, materi bahkan nyawanya. Setelah kita diselamatkan, sepatutnya kita memiliki giliran untuk turut berkorban, demi pemberitaan Injil selanjutnya, baik kepada orang lain maupun kepada generasi sesudah kita.

Perkembangan kekristenan bisa tersendat karena keegoisan orang Kristen sendiri. Orang-orang Kristen mulai berlomba-lomba untuk mendirikan gereja yang besar, supaya terkenal atau mendapat nama. Padahal sebenarnya, jika kita membaca Alkitab dengan seksama, Tuhan tidak menginginkan orang Kristen membangun gereja yang besar, tetapi gereja yang banyak. Gereja seharusnya berada di mana-mana. Meskipun terang itu kecil, tetapi jika berada di mana-mana, maka terang akan terpancar ke semua tempat. Apalagi jika di setiap keluarga Kristen, ada acara Pemahaman Alkitab atau mengadakan renungan bersama, tentu akan terus bisa menumbuhkan iman Kristen. Kalau itu terjadi, seharusnya makin banyak orang percaya kepada Tuhan, karena di mana-mana ada kesaksian yang baik tentang kekristenan.

Paulus sangat berterus terang dengan jemaat Korintus. Jika memang ada hal yang salah, maka ia menegor mereka, supaya ada perbaikan di dalam kehidupan pribadi dan kejemaatan mereka. Tetapi hal itu dilakukan, bukan berarti Paulus membenci mereka. Justu Paulus memegahkan jemaat Korintus ini di hadapan jemaat yang lain. Paulus membanggakan jemaat Korintus, yang bisa memberikan kesaksian yang baik bagi jemaat di kota lain. Jemaat Korintus memberikan persembahan yang cukup banyak bagi jemaat di Yerusalem. Paulus menyaksikan kemurahan hati jemaat Korintus ini kepada jemaat di kota lain. Korintus sendiri adalah kota perdagangan, sehingga wajar jika jemaat di Korintus memiliki harta materi yang lebih banyak dari jemaat-jemaat di kota lain.

Views: 2

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top