2 Korintus 6:11-12
Paulus sangat terbuka dengan jemaat di Korintus. Dia memberitahu segala sesuatu dengan tulus. Tidak ada yang ditutup-tutupi oleh Paulus, semuanya dibuka secara transparan. Inilah totalitas pelayanan Paulus terhadap jemaat di Korintus, supaya mereka bisa memperhatikan segala sesuatu yang diajarkan dengan baik. Kasih yang diberikan dan ditunjukkan oleh Paulus sangat murni. Tidak ada tipu muslihat di dalamnya. Paulus telah berbicara terus terang kepada orang-orang Korintus dan hatinya terbuka lebar bagi mereka.
Meskipun Paulus sudah sedemikian terbuka kepada jemaat di Korintus, tetapi tanggapan dari jemaat Korintus tidak sesuai dengan harapan. Bagi jemaat Korintus ada tempat yang luas di hati Paulus, tetapi sebaliknya, bagi Paulus hanya ada tempat sempit di hati jemaat Korintus. Ternyata jemaat di Korintus tidak mau terbuka dan terus terang. Masih banyak hal-hal yang disembunyikan oleh mereka. Mungkin Paulus mendengar ada berita-berita yang samar-samar dan berita itu tidak pernah sampai secara langsung atau diceritakan langsung kepada Paulus. Biasanya, mereka tidak mau terus terang karena ada hal yang direncanakan, yang tidak baik, tidak sesuai dengan kebenaran dan pengajaran yang pernah disampaikan oleh Paulus. Hal-hal seperti inilah yang membuat jemaat Korintus menjadi kacau dan susah untuk diperbaiki.
Teguran-teguran yang diberikan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus adalah teguran yang baik dan terus terang, demi jemaat Korintus itu sendiri. Tetapi jika jemaat Korintus tidak tahan dengan teguran tersebut, maka mereka memilih untuk menyembunyikan sesuatu yang mereka lakukan, yang bertentangan dengan ajaran firman Tuhan. Salah satu hal yang membuat Paulus menegur mereka adalah karena ada beberapa di antara mereka yang berencana untuk menikah dengan orang-orang tidak seiman, para penyembah berhala. Paulus tidak ingin pernikahan mereka justru nanti memperburuk kehidupan iman mereka.
Orang yang merencanakan pernikahan perlu berpikir berulang-ulang, karena pernikahan itu berlaku seumur hidup. Jangan sampai pernikahan itu justru memperburuk kehidupan dan iman kita. Jika pernikahan itu tidak menjadikan hidup kita lebih baik, maka harus dipikirkan baik-baik. Jangan sampai menyesal di kemudian hari. Tetapi jika pernikahan itu membuat kita menjadi lebih baik, siap untuk melaksanakan semua komitmen dan perjanjian, maka hidup ini akan semakin indah dan bisa dinikmati bersama-sama. Karena itu, sebelum menikah, perlu memastikan bahwa pasangan akan membawa kontribusi yang baik dan positif. Jika terjadi kesalahan dalam pernikahan, maka kita tidak bisa mengulangi pernikahan tersebut dengan orang lain. Hal itu sudah melanggar ketetapan yang sudah Tuhan berikan kepada kita.
Jika terjadi kesalahan dalam pernikahan, maka kesusahan akan terjadi seumur hidup. Kesusahan itu akan mengikuti terus, siang dan malam. Karena itu, khusus dalam hal pernikahan ini, kita harus mempertimbangkannya dengan sangat serius. Jangan mudah mengikuti kata orang, yang seringkali menekan kita untuk segera menikah. Berusahalah untuk mengenali pasangan dengan baik, supaya segala sesuatu berjalan dengan baik. Seumur hidup kita akan bersama-sama dengan pasangan kita. Jika pasangan kita menyebalkan, maka kita bisa merasa sebal seumur hidup. Paulus menginginkan jemaat Korintus mau berterus terang tentang hal ini, supaya mereka bisa dituntun dan pada akhirnya pernikahan mereka membawa kebahagiaan dan semakin saling memperkuat iman.
Views: 4