2 Korintus 1:17-22
Dalam pelayanannya, Paulus selalu memiliki perencanaan yang matang. Tetapi perencanaan itu juga dilakukan atas seizin Tuhan, artinya Paulus juga mendoakan rencananya dalam perjalanan pelayanan pemberitaan Injil. Paulus tidak melakukan pelayanan dengan serampangan. Setelah melihat segala sesuatu dan situasi, Paulus membuat rencana. Tetapi rencana Paulus bisa berubah sewaktu-waktu, sesuai dengan situasi, terutama situasi musim dan alam pada waktu itu. Sebagai contoh, ketika Paulus ingin tinggal lebih lama di suatu tempat, tetapi ternyata timbul huru-hara di tempat tersebut karena kedatangannya, tentu Paulus tidak bisa tinggal lebih lama di tempat tersebut. Paulus akan memilih untuk pergi ke tempat lain. Huru-hara atau pertentangan yang timbul itu bisa dianggap sebagai tanda dari Tuhan bahwa memang Paulus harus segera meninggalkan tempat itu. Pelayanan di tempat tersebut sudah cukup, perlu pindah ke tempat lain yang lebih membutuhkan pelayanan pemberitaan Injil dan pengajaran firman. Dengan demikian, kasih karunia Tuhan dan berita keselamatan bisa tersebar ke berbagai kota dan tidak hanya di satu tempat saja.
Janji Paulus untuk datang ke Korintus itu sudah dipastikan, bukan spontanitas atau tanpa rencana. Pada saat surat Korintus ini ditulis, Paulus sedang berada di Makedonia. Makedonia sendiri sudah sangat dekat dengan kota Korintus. Janji Paulus untuk pergi ke Korintus itu pasti, bukan spontanitas, atau disebut dalam surat ini bukanlah serentak “ya” dan “tidak”. Karena itu Paulus sengaja menulis surat terlebih dahulu sebelum dia berangkat ke Korintus, supaya segala sesuatu bisa diatur dengan lebih baik supaya jemaat di Korintus sudah beres sebelum Paulus hadir. Kita perlu ingat jika membaca kembali surat 1 Korintus, bahwa banyak sekali ketidakberesan yang terjadi di jemaat Korintus. Paulus menginginkan supaya jemaat di Korintus beres terlebih dahulu, baru Paulus datang dan memperkuat pengajaran di Korintus.
Paulus juga berkata bahwa sebagaimana Injil yang diberitakan itu adalah “ya” atau pasti, demikian juga janji kedatangan Paulus ke Korintus juga “ya” dan pasti. Paulus menggambarkan bahwa kepastian kedatangannya ke Korintus itu sama pastinya dengan isi Injil yang ia beritakan. Kristus adalah jawaban positif bagi semua janji Tuhan. Bahkan semua janji Tuhan di Perjanjian Lama dan semua janji Tuhan kepada manusia, semua penggenapannya terpusat pada Yesus Kristus. Karena itulah ditegaskan oleh Paulus bahwa Kristus adalah “ya”, yaitu penggenapan semua janji Tuhan kepada manusia. Karena itulah, sebagai orang percaya seharusnya kita mengatakan “Amin” untuk memuliakan Tuhan. Karena janji Tuhan Yesus itu “ya” dan pasti, maka kita berkata Amin atau sungguh.
Kemudian Rasul Paulus mulai menyinggung keselamatan dari tiap-tiap orang di Korintus. Ketika seseorang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka Roh Kudus masuk ke dalam hati mereka. Itulah pengurapan yang diberikan oleh Tuhan kepada orang-orang percaya. Di dalam 1 Yohanes 2:20, dikatakan “Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.” Pengurapan dari Yang Kudus ini artinya bahwa Roh Kudus dicurahkan ke dalam hati orang percaya, dan orang percaya itu telah diselamatkan. Bukan hanya diurapi, tetapi juga dimeteraikan sebagai tanda bahwa kita adalah milik Tuhan. Hal ini juga dikatakan di dalam Efesus 1:13-14, “Di dalam Dia kamu juga – karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu – di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”
Views: 3