Yang Sempurna Tiba (Jelajah PB 644)

1 Korintus 13:8-13

Kasih tidak berkesudahan. Nubuatan akan berakhir, bahasa lidah (roh) akan berhenti dan pengetahuan akan lenyap. Pengetahuan yang ada pada waktu itu tidak lengkap dan nubuatan yang disampaikan juga tidak sempurna. Jika yang sempurna itu tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. Jika didalami dalam bahasa aslinya, yang sempurna itu tidak bisa diterjemahkan atau ditafsirkan sebagai Tuhan Yesus. Saat itu rasul Paulus tidak sedang berbicara mengenai Yesus, tetapi tentang pewahyuan. Paulus sedang berbicara tentang karunia Roh, yaitu karunia bernubuat dan berbahasa lidah.

Kata “yang sempurna” (to teleion) tidak menunjuk kepada orang, tetapi kepada benda (sesuatu). Jika benda yang sempurna ini tiba, maka semua karunia Roh itu akan berakhir, yaitu nubuatan, bahasa lidah dan pengetahuan (penyingkapan). Di dalam terjemahan King James Version, dituliskan “when that which is perfect is come.” Benda yang sempurna itu lebih masuk akal jika diterjemahkan sebagai Alkitab (firman Tuhan yang sudah selesai ditulis). Alkitab pada akhirnya ditulis secara lengkap, sehingga tidak perlu lagi ada pewahyuan secara lisan.

Pewahyuan terakhir sampai pada kitab Wahyu 22:21. Setelah itu, tidak ada lagi wahyu yang diturunkan oleh Tuhan kepada manusia. Setelah itu, tidak ada keperluan lagi untuk memberikan karunia bernubuat. Demikian juga dengan bahasa lidah, karena karunia ini juga berkaitan dengan pewahyuan, yaitu gerakan Tuhan untuk berbicara dalam bahasa yang dimengerti oleh bangsa-bangsa. Karunia berkata dengan pengetahuan juga berhenti. Yang disebut pengetahuan di sini bukan pengetahuan yang dipelajari sekarang ini. Karunia pengetahuan itu adalah karunia yang diberikan kepada para gembala jemaat, karena pada waktu itu belum ada Alkitab tertulis, maka Tuhan menyingkapkan pengetahuan kepada mereka supaya mereka bisa mengajar dan menggembalakan jemaat.

Saat ini, Tuhan sudah menurunkan firman-Nya dengan sempurna. Hari ini kita harus sekolah, mempelajari Alkitab dengan benar, sehingga bisa menafsirkan dan mendalami isi Alkitab itu, kemudian mengkhotbahkan dan mengajarkan firman yang sudah tertulis di dalam Alkitab tersebut. Kita harus belajar bahasa Ibrani dan Yunani, serta belajar menafsir dengan benar, sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku.

Proses pewahyuan pada saat itu sedang bertumbuh, dari kanak-kanak menjadi dewasa. Wahyu yang masih bersifat lisan itu sedang berproses pada wahyu yang bersifat tertulis. Akan ada pertumbuhan pengenalan akan Tuhan serta proses pewahyuan yang lengkap dan sempurna. Wahyu terjadi secara progresif (bertahap). Alkitab menjadi patokan bagi pengajaran firman saat ini. Itulah yang disebut dengan kanonisasi. Kanon artinya ukuran, yang akhirnya ditutup sampai Wahyu 22:21. Setelah itu, tidak ada pewahyuan lagi. Jika setelah itu ada yang mengaku nabi atau rasul, pasti itu bukan nabi dari Tuhan dan bukan rasul Yesus Kristus.

Ketika yang sempurna (Alkitab) itu tiba, maka yang tinggal adalah tiga hal ini, yaitu: iman, pengharapan dan kasih. Iman dan pengharapan kita saat ini bertumbuh dari mempelajari firman Tuhan (Alkitab). Yang paling besar di antaranya ialah kasih.

Views: 2

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top