1 Korintus 9:24-27
Ketika kita sudah percaya kepada Yesus Kristus, kita tidak bisa memisahkan diri dari orang lain yang belum percaya kepada Yesus. Kita masih tetap harus bermasyarakat dan bersosialisasi dengan mereka. Hanya saja kita bisa menyerupai mereka, hidup bersama mereka tanpa harus bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan. Ada banyak hal positif yang bisa dilakukan dalam kehidupan masyarakat, tanpa kita harus melakukan hal-hal negatif. Ketika kita berada di suatu tempat, kita pasti harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan di tempat tersebut. Mungkin kita harus belajar bahasa mereka, serta melakukan berbagai macam hal yang sesuai dengan kebiasaan di tempat tersebut. Tetapi kita tidak perlu mengikuti hal-hal yang negatif yang sebenarnya bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan.
Pada zaman dulu, di wilayah Yunani sering diadakan berbagai macam pertandingan. Memang pada waktu itu belum terlalu banyak pertandingan yang dilombakan. Yang paling sering dilaksanakan adalah pertandingan lari. Dalam pertandingan itu, banyak orang yang mengikutinya, tetapi hanya satu orang saja yang menang dan mendapatkan hadiah. Dalam perkara duniawi saja, banyak orang yang melaksanakan pertandingan sedemikian rupa untuk memperoleh hadiah yang tidak seberapa, yaitu mahkota yang fana. Seharusnya dalam kehidupan rohani bisa lebih dari itu.
Setiap orang Kristen seharusnya ikut ambil bagian dalam pertandingan rohani, yaitu bertanding untuk menguasai diri dalam segala hal. Kita melakukan pertandingan rohani untuk memperoleh mahkota yang abadi, yang nanti akan diberikan oleh Yesus Kristus kepada kita. Kita diajarkan untuk tidak berlari dengan serampangan atau berlari tanpa tujuan. Kita tidak boleh berlari tidak sesuai dengan arah yang sudah ditentukan. Paulus juga menggambarkan dirinya seperti petinju. Dia bukan seorang petinju yang memukul dengan sembarangan. Petinju yang sembarangan memukul hanya akan menghabiskan tenaga saja. Ketika petinju kelelahan, maka akan ada kesempatan bagi lawan untuk mengalahkannya.
Paulus berusaha untuk melatih tubuhnya dan menguasai tubuh tersebut seluruhnya. Dengan demikian dia memiliki kesempatan untuk memberitakan Injil kepada orang lain. Dia tidak ingin bahwa dirinya ditolak pada saat sedang memberitakan Injil. Ketika kita sedang berada di dalam Tuhan, kita juga harus menyadari bahwa kita sedang berada di dalam pertandingan rohani. Sejak kita bertobat dan percaya kepada Yesus, sejak kita diselamatkan, kita sebenarnya sedang masuk dalam pertandingan atau peperangan rohani. Karena itu kita harus selalu siap sedia untuk bertanding sedemikian rupa, sehingga pada akhirnya menjadi pemenang dalam pertandingan tersebut.
Pertandingan kita bukan melawan daging. Pertandingan kita adalah pertandingan rohani. Paulus sudah memberikan banyak contoh, bagaimana dia telah melakukan banyak hal untuk memberitakan Injil. Dia menggunakan setiap kesempatan dengan sungguh-sungguh, supaya semakin banyak orang bisa mendengar berita Injil yang akhirnya bertobat dan menerima keselamatan kekal. Dengan teladan Paulus, marilah kita mulai menyadari panggilan kita. Mari kita mulai mengarahkan pandangan kita kepada satu tujuan, yaitu panggilan sorgawi. Kita diajak untuk melatih tubuh dan menguasai diri, sehingga kehidupan rohani kita semakin hari semakin kuat. Jangan sampai kita memberitakan Injil kepada orang lain, kemudian justru malah kita yang terlempar keluar, kita ditolak karena lemah.
Views: 0