Penguasaan Diri Demi Orang Lain (Jelajah PB 631)

1 Korintus 10:30-33

Kesucian diri kita tidak dipengaruhi oleh makanan. Itu memang pernah berpengaruh pada saat zaman ibadah simbolik. Tetapi sekarang tidak berpengaruh lagi, karena kita sudah berada di zaman ibadah hakikat, ibadah dalam roh dan kebenaran. Tuhan mengajak kita untuk beribadah dengan hati, bukan ibadah secara fisik dan dengan ritual-ritual tertentu. Tetapi tidak semua orang paham dengan semuanya ini. Tidak semua orang sudah mencapai pengetahuan ini. Karena itu rasul Paulus mengatakan ini semua supaya jangan sampai ada orang-orang yang baru bertobat, lalu tersandung dengan apa yang kita lakukan.

Jika kita makan atau minum, atau melakukan sesuatu yang lain, maka kita harus melakukannya untuk kemuliaan Tuhan. Apapun yang kita kerjakan dalam hidup ini, kita pertimbangkan dengan baik dan bijak, apakah Tuhan dipermuliakan atau tidak? Yang penting, perilaku dan tindakan kita seharusnya bisa membawa orang lain diberkati dan diselamatkan, bukan membawa orang menjauh dari Tuhan. Jika kita makan, itu seharusnya demi Tuhan. Kita tidak makan, itu seharusnya juga demi Tuhan. Kita perlu belajar berpikir bahwa segala sesuatu yang kita lakukan, seharusnya kita mengerjakannya demi Tuhan.

Yang kita hindari adalah pergunjingan atau pembicaraan yang tidak memberkati. Sebaiknya kita menghindari prasangka buruk di dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, atau jemaat Tuhan. Jangan sampai orang-orang yang baru bertobat akhirnya mengikuti apa yang kita lakukan, tetapi dengan konsep yang salah. Ini sama artinya bahwa kita sedang menyesatkan mereka. Sekali waktu, ketika mereka diundang makan di rumah berhala, mereka pun ikut makan, karena mereka pernah melihat kita makan juga di rumah berhala. Ini yang berbahaya. Mereka melakukan hal yang sama tetapi dengan konsep dan pengertian yang berbeda.

Paulus sendiri berusaha untuk menyenangkan hati semua orang dalam segala hal. Semuanya itu dia lakukan bukan untuk kepentingan diri sendiri, tetapi untuk kepentingan orang banyak. Paulus bertindak demikian supaya banyak orang bisa memperoleh keselamatan. Yang diutamakan adalah keselamatan orang lain. Sebenarnya tidak jadi masalah kita makan apa saja. Tetapi demi pemberitaan Injil dan kebenaran, maka kita harus menahan diri dan menguasai diri untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak perlu.

Mungkin akan ada hal-hal yang perlu kita korbankan dalam hal makanan dan minuman, demi orang lain tidak terjatuh. Kita juga harus memperhatikan makanan dan minuman yang bisa mengikat atau menjadi candu bagi kita. Semuanya itu seharusnya kita hindari. Kita harus bisa menguasai diri, bukan dikuasai oleh makanan atau minuman tertentu. Selain kita memuliakan Tuhan dengan tindakan kita, kita juga harus memuliakan Tuhan dengan tubuh kita. Lebih baik juga bagi kita untuk menjaga kesehatan, supaya tubuh kita bisa dipakai maksimal untuk melayani Tuhan dan memuliakan Tuhan.

Kerinduan kita, semua orang di dekat kita bisa diselamatkan. Kitalah yang seharusnya menjadi contoh dan saluran berkat keselamatan itu. Jangan sampai kita yang menjerumuskan mereka ke dosa. Jangan sampai ada sesuatu pada diri kita yang bisa menghalangi mereka untuk menerima keselamatan. Kita berusaha untuk menyingkirkan semuanya itu demi orang lain ikut diselamatkan.

Views: 1

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top