1 Korintus 10:8-13
Tuhan tidak berkenan kepada orang yang tidak setia kepada-Nya. Meskipun bangsa Israel sudah dibawa keluar dari Mesir melintasi laut, ternyata mereka tetap melakukan penyembahan berhala. Orang yang sudah bertobat, percaya dan dibaptis, jika mereka tidak tinggal di dalam iman, maka Tuhan tetap tidak berkenan kepada mereka. Di dalam 1 Korintus 15:2, Paulus juga mengingatkan, “Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu – kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.”
Tercatat di dalam Bilangan 25, peristiwa yang diceritakan oleh Paulus bahwa pernah terjadi percabulan yang dilakukan oleh beberapa orang Israel. Dari peristiwa tersebut, dalam satu haru telah tewas dua puluh tiga ribu orang. Pada masa itu, Tuhan sangat keras terhadap dosa percabulan. Mereka sangat dilarang untuk kawin dengan bangsa non-Yahudi. Ini adalah sebuah gambaran mengenai bahaya yang lebih besar pada kita sekarang ini, yaitu percabulan rohani. Jangan sekali-kali kita terlibat dalam hal-hal yang berhubungan dengan penyembahan berhala.
Dari perjalanan bangsa Israel di padang gurun, kita bisa melihat ada orang-orang yang berusaha mencobai Tuhan, sehingga banyak di antara mereka yang mati dipagut ular. Mereka juga bersungut-sungut, sehingga pada akhirnya dibinasakan oleh malaikat maut. Semua ini telah menimpa bangsa Israel sebagai contoh bagi jemaat di Korintus dan bagi kita semua. Hal ini sengaja diceritakan dan dituliskan kembali oleh Paulus untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada zaman ini, pada zaat zaman akhir telah tiba. Hanya mereka yang segenap hati percaya dan tetap percaya, yang bisa masuk ke tanah Kanaan. Sedangkan sebagian besar yang lain sudah binasa di padang gurun. Bahkan Musa sendiri pun tidak mendapatkan kesempatan untuk masuk ke tanah Kanaan.
Hari ini kita bisa membaca dan mempelajarinya, sebagai peringatan bagi kita semua supaya belajar untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Kita perlu waspada dengan segala sesuatu yang terjadi di tengah-tengah kehidupan kita. Pada waktu surat ini ditulis, Paulus sudah menganggap bahwa pada waktu itu adalah zaman akhir. Saat ini pasti sudah berada di akhir dari zaman akhir. Zaman akhir sebenarnya sudah mulai sejak zaman Yohanes Pembaptis datang dan berseru-seru mengenai pertobatan dan mengenai Kerajaan Sorga yang sudah dekat. Saat ini kita sedang hidup di zaman yang setiap saat Tuhan Yesus bisa datang untuk kedua kalinya.
Rasul Paulus tidak mau ada orang yang menyombongkan diri. Jangan menyangka bahwa kita aman dan kuat. Kita harus tetap berhati-hati, tetapi teguh berdiri. Jangan sampai justru kita yang jatuh. Rasul Paulus juga ingin mengajarkan kepada jemaat di Korintus dan kita semua bahwa pencobaan yang kita alami sebenarnya tidak berat. Pencobaan yang kita alami di dunia ini adalah pencobaan yang tidak melampau batas kekuatan manusia. Jika kita jatuh, itu sebenarnya bukan karena pencobaan yang kita alami, tetapi karena memang kita tidak sungguh-sungguh setia dan bertekun di dalam Tuhan. Kita terjatuh karena memang kita membiarkan hal itu terjadi. Atau kita jatuh karena tidak mau memandang ke depan, tidak mau memandang kepada Yesus. Jika kita membaca Alkitab, semua hal pernah terjadi kepada Yesus sendiri dan kepada para rasul. Mereka bisa melalui semuanya itu dan bahkan setia sampai mati. Artinya, pencobaan-pencobaan yang mengerikan sekalipun pernah dilalui oleh orang-orang sebelum kita dan mereka bisa menang atasnya.
Views: 1