Hidup di Tengah Kegelapan (Jelajah PB 612)

1 Korintus 5:9-10

Pengajaran mengenai pertobatan, kelahiran baru dan keselamatan itu lebih penting daripada pengajaran apapun di dunia ini. Jika pengajaran moral, kita bisa mendapatkan banyak di luar gereja. Ada banyak orang-orang yang memberi motivasi dan mengajar menjadi orang baik. Tetapi hanya gereja yang mengajarkan arti dari pertobatan, arti hidup ini dengan kelahiran baru, serta arti keselamatan kekal. Jika kita mengerti tentang semua itu, maka kehidupan moral kita akan terbangun dengan sendirinya. Salah satu ciri orang yang lahir baru adalah menghargai hidupnya dan menghasilkan buah roh. Semua buah roh yang dicatat di dalam Alkitab, tidak ada satu hukum manapun yang menentang hal itu.

Jika kita diajar untuk menjadi orang baik atau diajar membangun keluarga yang baik tanpa diajar untuk mengalami pertobatan dan kelahiran kembali, maka pengajaran-pengajaran tersebut hanyalah perilaku yang diusahakan dengan kekuatan manusia saja. Tetapi jika pengajaran moral tersebut didahului dengan pengajaran yang benar, tentang Yesus Kristus, maka mereka akan menjadi orang Kristen yang lahir baru. Manusia dan kebiasaan yang lama ditanggalkan dan sekarang menjadi manusia yang mengikuti teladan Yesus Kristus. Dengan demikian, untuk mencapai kehidupan yang baik dan standar moral tinggi, mereka tidak melakukan dengan kekuatan manusia, tetapi dengan pertolongan Tuhan. Mereka bahkan bisa memiliki kesaksian yang baik bagi orang lain. Mereka melakukan kebaikan dengan kuasa Roh Kudus yang tinggal di dalam hati mereka. Roh Kudus bisa tinggal di dalam hati kita serta menguasai hidup kita ketika kita bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus.

Dari ayat 9, kita menyimpulkan bahwa ada surat lain yang pernah ditulis oleh Paulus yang ditujukan kepada jemaat Korintus, sebelum rasul Paulus menulis surat 1 dan 2 Korintus. Tidak dijelaskan waktu surat itu ditulis dan dikirimkan, karena surat itu tidak masuk ke dalam kanonisasi Alkitab. Tetapi yang terpenting adalah bahwa Paulus menjelaskan secara detail mengenai kelanjutan surat tersebut dalam surat 1 Korintus ini. Kesimpulannya adalah bahwa memang Paulus sangat mengecam perilaku cabul yang dilakukan oleh anggota jemaat yang ada di kota Korintus. Orang tersebut harus ditindak dan tidak boleh dibiarkan melakukan percabulannya ketika masih berstatus sebagai anggota jemaat.

Paulus mulai menjelaskan dengan detail maksud dari surat yang sebelumnya ia kirimkan. Paulus menjelaskan bahwa jemaat di Korintus tidak dilarang untuk bergaul dengan orang-orang yang telah berbuat cabul itu secara umum. Dalam kehidupan sosial, kita pun tidak bisa membatasi pergaulan kita. Kita bisa bergaul dan berteman dengan siapa saja. Jika kita tidak bisa bergaul dengan mereka, maka kita tidak bisa hidup di dunia ini. Bergaul dengan orang-orang tersebut memang tidak bisa dihindari. Kita tidak mungkin membentuk suatu lingkungan yang benar-benar bebas dari dosa. Kita tidak memiliki kekuatan untuk melakukan itu semua.

Selama kita hidup di dunia ini, kita tidak bisa memisahkan diri dari pergaulan dengan orang cabul, orang kikir, penipu atau semua penyembah berhala. Mereka hidup di tengah-tengah kita dan bahkan menjadi tetangga dekat kita. Yang harus kita lakukan adalah menjadi saksi bagi mereka. Hidup kita harus berbeda dengan mereka, bukan kita yang menjauhkan diri dengan mereka dan kita membuat lingkungan yang baru. Itu adalah kesempatan bagi kita untuk menjadi terang di tengah-tengah kegelapan. Kita harus berdoa, supaya iman kita selalu kuat. Kita harus mempengaruhi mereka, bukan dipengaruhi oleh mereka.

Views: 1

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top