Perjanjian Tuhan (Jelajah PB 532)

Roma 2:21-29

Tuhan juga membuat semacam kontrak dengan orang Yahudi. Kontrak itu tidak ditulis di atas kertas atau loh batu, tetapi diterapkan di bagian tubuh orang-orang Yahudi yang laki-laki. Pada hari ke delapan, setiap laki-laki bangsa Yahudi harus disunat. Hal ini untuk mengingatkan bahwa Tuhanlah yang harus disembah oleh mereka. Sunat jasmani itu adalah tanda perjanjian antara Abraham dengan Tuhan. Semua keturunan Abraham adalah umat Tuhan yang harus memelihara ibadah simbolik yang diperintahkan oleh Tuhan. Mereka juga bertanggungjawab untuk mengajarkan semua perintah Tuhan kepada semua orang di dunia ini. Bangsa Yahudi seharusnya menjadi pengajar dan penuntun bagi bangsa lain.

Ibadah simbolik itu diajarkan dan diberitakan sampai Yohanes Pembaptis menunjuk kepada Yesus Kristus, yaitu Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Sejak saat itulah, tugas bangsa Yahudi untuk melakukan ibadah simbolik sudah selesai, karena yang disimbolkan sudah tiba. Karena itulah, hari ini kita tidak perlu lagi menyembelih domba korban karena Yesus Kristus yang disimbolkan itu sudah datang dan sudah mengorbankan Diri-Nya di atas kayu salib.

Itulah sebenarnya tugas bangsa Yahudi, memberitakan dan mengingatkan tentang ibadah simbolik dan janji Tuhan tentang datangnya Sang Juruselamat. Pada zaman raja Salomo, ada seorang ratu dari Etiopia yang datang ke Yerusalem untuk mencari kebenaran. Mereka akhirnya ikut dalam ibadah simbolik bangsa Yahudi. Pada zaman Filipus, ada sida-sida dari Etiopia yang pada akhirnya beribadah sesuai dengan agama Yahudi. Di dalam Kisah Para Rasul 10, ada seseorang yang bernama Kornelius, bangsa Roma yang akhirnya beribadah sesuai dengan agama Yahudi. Mereka adalah orang-orang di luar Yahudi yang mencari kebenaran dan mereka menemukannya.

Tetapi tidak banyak bangsa non-Yahudi yang mau mengikuti ibadah orang-orang Yahudi. Ini menunjukkan bahwa bangsa Yahudi telah gagal untuk menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran. Paulus berkata bahwa seharusnya bangsa Yahudi yang memberi contoh untuk melakukan hukum Taurat, tetapi ternyata mereka melanggarnya sendiri. Seharusnya bangsa Yahudi menjadi penuntun dan pengajar bagi semua bangsa, tetapi ternyata mereka gagal.

Orang Yahudi telah menyebabkan nama Tuhan dihujat. Mereka telah melaksanakan hukum Taurat, tetapi tidak mengerti maknanya. Rasul Paulus juga menyinggung soal sunat. Sunat adalah janji antara bangsa Yahudi dengan Tuhan. Jika mereka bersunat, maka mereka harus memegang janji itu. Mereka harus melaksanakan hukum Taurat. Jika sudah bersunat tetapi melanggar hukum Taurat, maka sunat itu pun tidak berguna. Justru orang yang tidak bersunat tetapi melakukan hukum Taurat, akan menghakimi bangsa Yahudi.

Paulus menekankan tentang sunat hati atau sunat rohani, bukan sunat lahiriah. Orang yang taat melakukan firman Tuhan adalah orang yang melakukan sunat rohani, telah melakukan perjanjian antara Tuhan dan dirinya. Sunat hati artinya hati kita sudah ditandai sebagai umat Tuhan. Sekali lagi, sunat adalah tanda perjanjian antara Tuhan dan Abraham bahwa Abraham dan keturunannya akan tetap setia dan taat kepada Tuhan. Paulus menekankan bukan sunat secara lahiriah, tetapi sunat hati. Artinya hati kita tetap setia dan taat kepada Tuhan.

Views: 1

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top