Roma 15:15-21
Melalui tulisannya, Paulus berharap bahwa bangsa-bangsa non-Yahudi akan semakin baik secara karakter, disucikan oleh Roh Kudus. Tugas utama dari Paulus adalah memimpin bangsa-bangsa non-Yahudi supaya mereka hidup dalam ketaatan di dalam Tuhan. Tidak ada orang Kristen yang tidak taat, kemudian ia bisa berkenan dihadapan Tuhan. Pengajaran yang benar akan membawa jemaat pada kehidupan yang benar, yang disiplin dan teratur. Tetapi jika terjadi kekacauan dalam pengajaran, maka kehidupan jemaat pun akan kacau dan tidak disiplin sama sekali.
Ketika manusia semakin dekat dengan Tuhan, maka tingkat moralitasnya akan semakin baik. Ketika manusia semakin jauh dari Tuhan dan dekat dengan Iblis, maka mereka akan semakin bobrok kehidupan moralnya. Ini bisa menjadi ukuran bagi diri kita sendiri. Jika tingkat kehidupan moral kita semakin tinggi, maka sebenarnya kita sedang berada di jalur yang benar, semakin dekat dengan Tuhan. Tetapi jika kehidupan moral kita semakin menurun bahkan jatuh, maka kita harus berhati-hati, karena itu berarti kita semakin jauh dari Tuhan. Ketika kita bertobat dan percaya kepada Yesus, maka kita sudah mendapatkan posisi sebagai orang kudus, orang yang disucikan dan dibenarkan oleh Yesus Kristus dengan darah-Nya. Kita sedang menggunakan posisi Yesus yang tidak berdosa, sedangkan Yesus menggantikan posisi kita sebagai orang berdosa, sehingga Ia disalibkan. Yesus memberikan Roh Kudus supaya masuk dan tinggal di dalam hati kita, sehingga kita memiliki perasaan dan pikiran yang kudus.
Hanya saja, meskipun posisi kita kudus tetapi kita masih harus berjuang dengan karakter yang kudus. Setiap hari kita harus membangun karakter yang kudus. Kita bisa membangunnya dengan ketaatan di dalam Tuhan. Inilah yang ingin ditekankan oleh rasul Paulus ketika dia menulis surat Roma ini, untuk jemaat di Roma maupun untuk semua jemaat yang tersebar di manapun mereka berada. Paulus mendapatkan kesempatan untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa non-Yahudi, membimbing mereka pada ketaatan. Karena Paulus adalah rasul Yesus Kristus, maka dia bukan hanya menuntun orang dengan perkataan serta perbuatan, tetapi dia juga melakukan tanda-tanda atau mujizat-mujizat serta oleh kuasa Roh.
Paulus telah melakukan perjalanan penginjilan dari Yerusalem sampai Ilirikum. Dia telah memberitakan Injil dengan sepenuh hati serta Injil yang utuh. Dalam perjalanan pemberitaan Injil, Paulus menganggap hal itu sebagai kehormatan. Paulus memberitakan Injil di tempat-tempat yang belum pernah mendengar dan belum mengenal nama Kristus. Paulus menghindari untuk membangun jemaat yang sudah dibangun oleh orang lain. Paulus ingin membuka pelayanan dan melakukan misi terhadap orang-orang yang belum mendengar dan mengenal Kristus. Dengan demikian Injil semakin luas diberitakan.
Untuk saat ini, sepertinya semua tempat sudah pernah mendengar Injil. Paling tidak nama Yesus sudah diketahui atau dikenal di mana-mana, termasuk di tempat-tempat terpencil sekalipun. Radio, televisi dan internet telah menjadi alat yang efektif untuk memberitakan Injil, tanpa dibatasi oleh tempat. Persoalan saat ini, banyak sekali pengertian dan penafsiran tentang firman Tuhan, sehingga kita bukan hanya harus memberitakan Injil, tetapi juga mendalami dan belajar firman Tuhan dengan benar, terutama Injil keselamatan.
Views: 2