Roma 3:1-8
Paulus memberitakan bahwa Injil adalah kekuatan Tuhan yang akan menyelamatkan manusia. Kondisi manusia sangat kacau, terutama secara rohani. Manusia seringkali menyembah benda-benda yang dibuatnya sendiri. Mereka tidak percaya kepada Tuhan dan menjadi orang yang fasik serta lalim. Karena itulah Tuhan menyerahkan manusia ke dalam berbagai keinginan hati mereka yang membuat mereka hidup dalam kejahatan. Mereka semua akan mendapatkan hukuman. Tidak akan ada yang akan bisa melepaskan diri dari hukuman Tuhan. Semua orang berdosa akan diadili dan dihukum oleh Tuhan.
Paulus juga menjelaskan bahwa sunat tidak akan menyelamatkan orang dari dosa atau penghukuman. Sunat adalah tanda perjanjian, antara Tuhan dengan Abraham beserta keturunannya. Semua keturunan Abraham yang bersunat adalah umat Tuhan. Mereka seharusnya menjaga posisi hati mereka di hadapan Tuhan. Sunat hanyalah sebagai tanda atau simbol. Yang terpenting adalah sikap hati keturunan Abraham, yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan.
Paulus juga menjelaskan tentang kelebihan orang Yahudi dan sunat. Orang Yahudi adalah orang yang dipilih oleh Tuhan untuk menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran bagi bangsa lain. Tuhan telah menetapkan bangsa Yahudi untuk menjaga ibadah simbolik. Tujuan dari ibadah simbolik itu adalah untuk mengingatkan manusia akan janji Tuhan yang akan mengirimkan Juruselamat bagi manusia di dunia ini. Ibadah simbolik itu juga mengingatkan bahwa manusia itu berdosa, sehingga mereka memerlukan Juruselamat untuk menyelamatkan mereka dari hukuman karena dosa. Tuhan juga mempercayakan firman Tuhan kepada bangsa Yahudi, dari masa hukum Taurat diturunkan sampai masa Yohanes Pembaptis tampil.
Di dalam Lukas 16:16 dengan jelas dikatakan, “Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang menggagahinya berebut memasukinya.” Bangsa Yahudi dipercaya oleh Tuhan untuk menjaga firman Tuhan yang diturunkan melalui para nabi dari keturunan Yahudi (keturunan Abraham). Ketika bangsa Yahudi tidak setia kepada Tuhan, hal itu tidak akan membatalkan kesetiaan Tuhan. Tuhan tetap setia sekalipun manusia tidak setia. Setia adalah salah satu sifat Tuhan. Di dalam 2 Timotius 2:11-13 dikatakan, “Benarlah perkataan ini: Jika kita mati dengan Dia, kita pun akan hidup dengan Dia; jika kita bertekun, kita pun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia pun akan menyangkal kita; jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.”
Menyangkal adalah tindakan, sedangkan setia adalah sifat. Tuhan tidak dapat menyangkal diri-Nya sendiri. Iblis adalah malaikat yang tidak setia, tetapi dia tidak bisa mengubah Tuhan yang setia. Tuhan tetap berkomitmen untuk menyatakan hukumannya terhadap Iblis. Tuhan tidak pernah berubah sifat-Nya. Ketidaksetiaan manusia tidak akan bisa membatalkan janji Tuhan yang setia itu. Tuhan itu benar dan semua manusia pembohong. Ketidakbenaran manusia justru menunjukkan bahwa Tuhan itu benar. Tuhan yang benar itu akan melakukan tindakan yang adil. Karena itulah Tuhan layak untuk menghakimi manusia di dunia ini. Ketidakbenaran manusia akan menunjukkan kebenaran Tuhan yang semakin nyata. Tetapi, apapun yang dilakukan oleh manusia, apapun itu, Tuhan tetap benar. Manusia tidak perlu menambah-nambahi dosa supaya terlihat berjasa untuk menampakkan kebenaran Tuhan.
Views: 2