Hukum Taurat Bagi Bangsa Yahudi (Jelajah PB 531)

Roma 2:17-20

Paulus telah menjelaskan bahwa orang Yahudi ada hukum Taurat dan orang non-Yahudi ada hukum Taurat juga di dalam hati nurani. Semua itu sebenarnya sama. Memang di dalam hukum Taurat tercatat dengan sangat jelas, supaya orang-orang Yahudi mengetahui kehendak Tuhan. Mereka juga diajar akan hukum Taurat, sehingga tahu yang baik dan yang tidak baik, yang boleh dan yang tidak boleh. Orang-orang Yahudi seharusnya menjadi terang bagi orang lain, menuntun orang lain untuk mengerti kebenaran hukum Taurat.

Rasul Paulus mengingatkan kembali posisi orang Yahudi di masa Perjanjian Lama. Mereka sebenarnya berfungsi sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran. Tuhan berharap bahwa melalui bangsa Yahudi, semua bangsa di muka bumi ini bisa mengenal kebenaran. Semua orang diharapkan bisa mengetahui keinginan atau kehendak Tuhan yang sesungguhnya. Tuhan menginginkan semua bangsa beribadah kepada-Nya. Melalui bangsa Yahudi, Tuhan menghendaki semua bangsa di dunia ini menantikan Sang Juruselamat yang telah dijanjikan sebelumnya. Mesias orang Yahudi adalah Juruselamat bagi semua manusia di bumi ini. Tuhan juga berharap bahwa berita tentang keselamatan tersebar ke seluruh dunia, melalui bangsa Yahudi.

Mesias atau Juruselamat itu akan lahir sebagai keturunan Abraham. Dia akan lahir dari suku Yehuda dan Ia akan lahir dari keturunan Daud. Segala sesuatu tentang Sang Juruselamat telah tertulis dengan lengkap di dalam hukum Taurat dan kitab para nabi serta kitab Ketubim mereka. Seluruh kitab yang ada di dalam Perjanjian Lama sudah menjelaskan tentang kedatangan Sang Mesias itu.

Dari kejatuhan manusia ke dalam dosa hingga hukum Taurat diturunkan di gunung Sinai, pada masa itu Tuhan telah berjanji untuk mengirimkan Juruselamat. Janji itu Tuhan titipkan kepada semua ayah (bapak). Pada waktu itu seorang ayah harus mengajar kepada anak-anaknya. Pada waktu itu seorang ayah berposisi sebagai imam dan sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran. Seorang ayah bertanggungjawab untuk mengajarkan perintah Tuhan dan mengingatkan akan janji Tuhan tentang Juruselamat kepada seisi rumahnya. Hal itu harus dilakukan terus menerus dan berulang-ulang, dari generasi ke generasi.

Tetapi sepertinya semakin hari semakin banyak ayah yang tidak mengerti tentang posisi dan tugas ini. Para ayah lebih condong untuk mencari hal-hal yang fana dan mereka melupakan untuk mencari kebenaran serta mencari yang kekal. Banyak di antara mereka tidak melakukan ibadah simbolik yang telah diperintahkan oleh Tuhan. Ibadah simbolik (penyembelihan domba di atas mezbah) itu adalah simbol akan kedatangan Sang Juruselamat. Mereka seharusnya melakukan dan mengajarkan itu semua kepada generasi berikutnya. Ketika banyak ayah yang tidak melakukan dan mengajarkan semua itu, maka makin banyak orang yang melupakan janji Tuhan itu. Manusia makin jahat dan bejat, sehingga Tuhan pernah memusnahkan mereka dengan air bah.

Melalui Abraham, Tuhan berjanji akan mendirikan satu bangsa yang akan diberikan tanggung jawab dan tugas untuk menjaga dan mengajarkan ibadah simbolik. Tuhan menurunkan hukum Taurat kepada bangsa Yahudi. Keturunan Lewi ditetapkan sebagai imam, Harun ditetapkan sebagai Imam Besar yang pertama, bangsa Yahudi ditetapkan sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran.

Views: 12

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top