Bermegah Dalam Kesengsaraan (Jelajah PB 542)

Roma 5:1-5

Setiap orang yang dibenarkan karena iman (bukan karena perbuatan), akan hidup dalam damai sejahtera dengan Tuhan oleh karena Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena iman kepada Yesus Kristus, maka kita memiliki jalan untuk masuk kepada kasih karunia itu. Jika tidak ada Yesus Kristus, maka tidak ada kemungkinan manusia bisa menghampiri dan menghadap Tuhan. Di dalam Yohanes 14:6 dengan jelas dikatakan bahwa Yesus adalah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun bisa sampai kepada Bapa jika tidak melalui Yesus Kristus. Di dalam kasih karunia itu, kita bisa berdiri dan bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Tuhan. Dengan demikian, kita memiliki dasar untuk berharap kepada kehidupan kekal serta kemuliaan bersama dengan Tuhan.

Bukan hanya itu saja, Paulus menjelaskan bahwa orang percaya juga bisa bermegah dalam kesengsaraan yang diizinkan oleh Tuhan, karena kesengsaraan itu bisa menimbulkan ketekunan dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Orang Kristen yang sudah lahir baru adalah orang Kristen yang tangguh, orang Kristen yang sabar, orang Kristen yang tahan di dalam pencobaan. Setiap kesengsaraan yang kita derita di dunia ini oleh karena nama Yesus (bukan karena kesalahan atau kejahatan kita), maka itu nanti akan dihitung sebagai upah di dalam kekekalan. Itu juga akan meningkatkan kemuliaan yang akan diberikan kepada kita. Setiap kesengsaraan yang menimpa kita, yang disebabkan oleh karena Injil, oleh karena kebenaran yang kita percaya itu, maka kita patut berbahagia.

Jika seseorang marah atas apa yang kita ajarkan (yaitu kebenaran firman Tuhan), hendaklah kita tetap bersukacita atas itu semua. Jangan sampai orang tidak suka kepada kita karena karakter, sifat, watak atau perilaku kita yang buruk. Tetapi jika ada orang yang tidak suka dengan kita karena kebenaran dan berita Injil yang kita sampaikan, kita tetap patut untuk berbahagia. Adalah baik untuk introspeksi atau meneliti diri sendiri, ketika ada orang yang tidak suka kepada kita. Jika hal itu dikarenakan sifat atau perilaku kita yang buruk, maka kita harus mengubah karakter dan perilaku kita menjadi lebih baik. Jika orang tidak suka dengan kita karena berita Injil, maka berbahagialah kita, karena kesengsaraan kita itu diperhitungkan oleh Tuhan.

Kita bisa membaca di dalam Alkitab bahwa Tuhan Yesus pun tidak disukai oleh para pemimpin Yahudi, seperti tua-tua, orang Farisi, para ahli Taurat serta imam-imam kepala. Tuhan Yesus tidak disukai mereka bukan karena karakter atau sifat atau perilaku Tuhan Yesus yang buruk. Mereka tidak suka dengan Tuhan Yesus karena berita Injil atau pengajaran yang disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada mereka. Apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus membuat mereka tersinggung, karena pengajaran Yesus membongkar kebobrokan para pemimpin Yahudi.

Dengan demikian, kita ada pengharapan di dalam Yesus Kristus. Pengharapan itu tidak akan mengecewakan, karena kasih Tuhan telah dicurahkan di dalam hati orang percaya oleh Roh Kudus yang dikaruniakan kepada kita. Bagi orang yang sudah didamaikan dengan Tuhan, Roh kudus akan masuk ke dalam hatinya. Dalam Efesus 1:13 dikatakan, “Di dalam Dia kamu juga – karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu – di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimateraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikannya itu.

Views: 10

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top