Sida-Sida Etiopia Percaya Yesus (Jelajah PB 425)

Kisah Para Rasul 8:26-40

Pada zaman kekristenan mula-mula, malaikat masih datang kepada orang-orang tertentu untuk memberikan perintah atau petunjuk. Mereka juga masih bisa menerima wahyu secara langsung dari Tuhan, karena memang wahyu belum ditutup. Pewahyuan selesai sampai pada kitab Wahyu 22:21. Wahyu terakhir yang diturunkan oleh Tuhan adalah kitab Wahyu yang ditulis oleh rasul Yohanes pada saat dia dibuang di pulau Patmos, kira-kira pada tahun 98 M. Sesudah itu, Tuhan tidak menurunkan wahyu lagi. Tidak ada lagi orang yang bisa bernubuat dari Tuhan. Tuhan juga tidak mengirimkan malaikat lagi untuk berbicara dengan manusia.

Malaikat datang kepada Filipus dan menyuruh Filipus untuk berangkat ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza. Ini adalah jalan menuju ke Afrika. Jalan itu disebut sebagai jalan yang sunyi, karena menuju ke luar kota. Pada waktu itu ada seorang dari Etiopia. Dia adalah seorang sida-sida. Dia disebut sebagai pembesar dan jabatannya sebagai kepala perbendaharaan Sri kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah.

Sepertinya, sejak zaman ratu Syeba, yang pernah datang ke Yerusalem pada saat pemerintahan raja Salomo, kemungkinan ratu Syeba langsung menganut agama Yahudi. Sepertinya rakyat Etiopia juga banyak yang percaya kepada Yehova, Tuhan yang disembah oleh bangsa Israel. Sejak saat itu, ada hubungan baik antara Etiopia dengan Israel. Ada orang-orang Etiopia yang menyalin atau membeli salinan kitab Perjanjian Lama, lalu membawanya pulang untuk dibaca di Etiopia. Banyak orang Etiopia yang akhirnya fasih berbahasa Ibrani, sehingga mereka bisa membaca kitab Perjanjian Lama.

Sida-sida itu juga sedang membaca kitab nabi Yesaya pasal 33, ketika dia duduk di dalam kereja, sedang dalam perjalanan pulang. Berdasarkan tuntunan dari Roh Kudus, maka Filipus mendekati sida-sida itu. Filipus bertanya kepada sida-sida itu, apakah dia mengerti kitab yang sedang ia baca. Sida-sida itu tidak mengerti, sehingga meminta Filipus untuk ikut naik kereta supaya bisa membimbing sida-sida itu mengerti yang sedang dia baca. Yang sedang dibaca adalah nubuatan nabi Yesaya tentang penyaliban Yesus Kristus, yang ditulis tujuh ratus tahun sebelum peristiwa penyaliban Yesus. Karena itu sida-sida bertanya kepada Filipus, siapa sebenarnya yang dimaksudkan di dalam bacaan itu.

Filipus mulai berbicara dan membimbing sida-sida. Melalui ayat yang sedang dibaca oleh sida-sida, Filipus memberitakan Injil Yesus Kristus kepada sida-sida itu. Kemungkinan Filipus menjelaskan semuanya secara detail, karena memang perjalanan mereka cukup jauh. Sampai mereka berada di suatu tempat yang ada air. Pada saat itulah sida-sida dari Etiopia itu meminta Filipus untuk membaptis dirinya. Filipus bertanya sekali lagi untuk memastikan bahwa sida-sida itu benar-benar percaya kepada Yesus, dengan mengatakan: “Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh.” Dan sida-sida itu dengan mantap menjawab, “Aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.”

Dari kisah ini kita mendapatkan prinsip bahwa yang bisa dibaptis adalah orang-orang yang sudah mengaku percaya kepada Yesus. Dia akan bertanggungjawab atas iman dan dirinya sendiri. Baptisan adalah tanda bagi orang yang sudah percaya kepada Yesus. Setelah membaptis, Filipus dilarikan oleh Roh Tuhan. Lalu sida-sida itu meneruskan perjalanannya dengan sukacita. Dia juga pasti dikuatkan dengan peristiwa Filipus yang tiba-tiba sudah menghilang. Filipus sendiri sudah berada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.

Views: 73

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top