Petrus dan Yohanes Bersaksi di Persidangan (Jelajah PB 406)

Kisah Para Rasul 4:13-22

Petrus dan Yohanes pada waktu itu sangat berani menyampaikan firman Tuhan, meskipun sedang diperhadapkan dengan persidangan yang sedang mengancam keselamatan mereka. Kita juga diharapkan berani bersaksi dalam kondisi apapun juga. Menjadi saksi adalah menjunjung tinggi kebenaran. Tidak takut sedikitpun untuk memperkatakan kebenaran itu. Mereka berani menyatakan iman mereka bahwa keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga, selain di dalam Yesus Kristus.

Kotbah Petrus ini pendek, tetapi tajam dan penuh dengan kebenaran. Hal ini membuat para pemimpin umat Yahudi terheran-heran. Mereka menganggap Petrus dan Yohanes sebagai orang yang tidak terpelajar, tetapi bisa mengatakan kebenaran dengan lantang dan jelas, tanpa takut sedikitpun. Selain itu, faktanya bahwa Petrus dan Yohanes telah menyembuhkan orang yang sakit lumpuh sejak lahir. Karena itulah para pemimpin Yahudi itu tidak bisa berbuat apa-apa, tidak bisa membantah apa yang telah disampaikan oleh Petrus dalam khotbahnya.

Para pemimpin Yahudi mulai panik melihat bahwa para rasul itu telah benar-benar melakukan mujizat. Mereka bahkan tidak bisa membantah apa yang telah disampaikan oleh Petrus. Karena itu mereka berunding untuk merencanakan tindakan mereka atas para rasul itu. Semakin hari semakin banyak orang yang percaya kepada Yesus, karena pemberitaan para rasul. Akhirnya para pemimpin Yahudi mengambil keputusan, untuk mengancam dan melarang para rasul supaya tidak memberitakan nama Yesus Kristus.

Bahkan sampai hari ini, ada saja orang-orang yang melarang kita untuk memberitakan nama Yesus. Nama Yesus dijelek-jelekkan sedemikian rupa, supaya orang tidak mau percaya kepada-Nya. Banyak orang mencoba untuk melarang orang lain untuk percaya kepada Yesus. Padahal kita sendiri tahu bahwa pengikut Yesus Kristus yang sejati tidak akan pernah membuat keributan dan kegaduhan. Setiap manusia di dunia ini memiliki hak asasi manusia, hak untuk percaya atau tidak percaya kepada Yesus.

Setelah para pemimpin Yahudi berunding dan mengambil keputusan, Petrus dan Yohanes diperintahkan kembali untuk masuk ke ruang sidang. Para rasul dilarang keras untuk berbicara atau mengajar dalam nama Yesus. Petrus dan Yohanes justru memberi jawab dengan cara bertanya secara tegas kepada para pemimpin Yahudi, apakah para rasul harus taat kepada mereka atau kepada Tuhan. Mereka tidak melakukan kejahatan apa-apa ketika mengajarkan pengajaran dalam nama Yesus. Orang-orang Yahudi juga tidak dirugikan ketika para rasul memberitakan Yesus Kristus. Hanya saja, kemungkinan besar para pemimpin Yahudi akan kehilangan banyak pengikut, karena akan banyak orang yang bertobat dan percaya kepada Yesus.

Sekali lagi, percaya atau tidak percaya kepada Yesus, itu adalah hak masing-masing orang. Tidak ada pemaksaan untuk percaya kepada Yesus. Para rasul juga memiliki hak untuk berkata-kata tentang apa yang telah mereka lihat dan dengar. Yang disebut kejahatan adalah ketika ada orang yang melarang atau memaksa orang untuk percaya sesuatu. Meskipun para pemimpin Yahudi itu mengancam keras para rasul, tetapi akhirnya mereka melepaskan para rasul itu. Mereka tidak memiliki alasan untuk melarang para rasul. Apalagi para rasul telah menyembuhkan orang yang sudah lumpuh sejak lahir.

Views: 35

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top