Paulus Khotbah Sepanjang Malam (Jelajah PB 483)

Kisah Para Rasul 20:7-16

Rasul Paulus mulai membangun kebiasaan untuk melaksanakan kebaktian atau persekutuan pada hari Minggu. Akhirnya, ketika orang Kristen semakin banyak, maka hari Minggu menjadi hari libur dan sampai hari ini orang Kristen pada umumnya kebaktian di hari tersebut. Tetapi seandainya ada masalah yang sulit untuk diatasi dan terpaksa kebaktian dilakukan di hari lain, maka tidak ada persoalan dengan hal tersebut. Ibadah hakikat pada saat masa Perjanjian Baru sampai saat ini, tidak terikat pada posisi badan kita, tidak terikat oleh waktu, dan tidak terikat oleh tempat.

Di dalam 1 Korintus 16:2 dikatakan: “Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing – sesuai dengan apa yang kamu peroleh – menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau akau datang.” Inilah orang Kristen mula-mula membangun kebiasaan untuk berkumpul dan melaksanakan kebaktian di hari Minggu.

Pada saat pertemuan di hari itu, Paulus berbicara banyak sekali di daerah Troas tersebut. Bahkan pembicaraan itu berlangsung sampai tengah malam. Di ruangan tersebut (ruangan atas), semua lampu dinyalakan. Seorang muda bernama Euthikus duduk di jendela. Karena pembicaraan Paulus sangat lama bahkan sampai larut malam, Euthikus ini tidak dapat menahan kantuknya. Akhirnya ia tertidur lelap dan jatuh dari tingkat ketiga ke bawah. Ketika ia diangkat, ia sudah mati. Lalu Paulus turun ke bawah. Ia merebahkan dirinya ke atas Euthikus tersebut, mendekapnya dan berkata: “Jangan rebut, sebab ia masih hidup.”

Setelah kembali ke ruang atas, Paulus memecah-mecahkan roti lalu makan. Paulus meninggalkan Euthikus dan melanjutkan khotbahnya setelah selesai memecah-mecahkan roti. Kita tidak tahu seperti apa jika Paulus berkhotbah. Tetapi itu juga tergantung dari orang yang mendengarkan juga. Jika yang mendengar tidak konsentrasi, meskipun sudah disampaikan khotbah yang sangat bagus, orang tersebut tidak akan menyimak dengan baik dan akhirnya mengantuk. Ada juga yang mendengarkan khotbah, tetapi konsentrasinya terpecah-pecah, sehingga tidak mendapatkan pengajaran dan kebenaran yang disampaikan.

Paulus meneruskan khotbah dan pengajarannya sampai fajar menyingsing. Kita tidak bisa membayangkan bahwa Paulus berkhotbah dan mengajar mereka sepanjang malam. Setelah itu Paulus berangkat. Sementara itu yang lain mengantar Euthikus yang sudah hidup itu kembali ke rumahnya. Mereka semua merasa sangat terhibur.

Akhirnya Paulus berangkat dari Troas menuju ke Asos dengan berjalan kaki, sedangkan rombongan yang lain berlayar. Paulus memutuskan untuk melakukan perjalanan melalui darat, dengan maksud supaya bisa bertemu dengan banyak orang yang lain serta bisa memberitakan Injil kepada mereka. Ketika Paulus bertemu dengan rombongan di Asos, maka Paulus diajak untuk melanjutkan perjalanan menggunakan kapal untuk menuju ke Metilene. Dari Metilene, rombongan tersebut terus berlayar dan pada keesokan harinya mereka sampai di pulau Khios. Hari selanjutnya, mereka menuju ke Samos dan sehari kemudian tiba di Miletus. Paulus memutuskan untuk tidak singgah di Efesus, supaya waktunya tidak banyak tersita di Asia. Paulus ingin berada di Yerusalem pada hari raya Pentakosta.

Views: 11

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top