Kisah Para Rasul 11:4-19
Masih terdapat golongan orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus tetapi tidak murni. Kemungkinan besar mereka adalah yang dari gologan imam yang telah percaya kepada Yesus. Sejak jemaat mula-mula di Yerusalem, sudah terjadi hal yang demikian. Karena itu mereka berselisih pendapat dengan Petrus, karena Petrus telah menemui orang bukan Yahudi, bahkan menginap di rumahnya. Hal itu terjadi juga di zaman sekarang, kekristenan yang bercampur dengan berbagai macam kepercayaan.
Di Yerusalem, ada golongan yang mencampur iman Kristen dengan adat istiadat mereka. Karena itulah Petrus perlu menceritakan semua yang dia alami dan lakukan. Petrus menceritakan secara detail kepada mereka yang dikisahkan di ayat 5-17. Petrus memberi kesaksian bahwa Tuhanlah yang mengatur semuanya. Tuhanlah yang mengizinkan supaya orang Kristen mula-mula, terutama yang berasal dari kalangan Yahudi, mereka sadar bahwa Injil harus diberitakan kepada semua bangsa. Memang sangat sulit untuk mengubah sesuatu yang sudah lama dipercaya, sudah mendarah daging, menjadi adat istiadat atau kebiasaan.
Petrus berkata, “Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?” Setelah mereka mendengar cerita Petrus secara detail, maka mereka menjadi tenang dan memuliakan Tuhan. Mereka sadar bahwa keselamatan kekal juga diberikan kepada bangsa-bangsa lain.
Di tempat lain, banyak orang-orang Kristen yang sudah tersebar karena penganiayaan yang timbul sejak Stefanus dihukum mati. Para pembunuh Stefanus tidak mendapatkan hukuman apa-apa. Mereka justru seperti mendapatkan hak untuk bisa melakukan kekerasan kepada orang Kristen. Ketika mereka bebas untuk menganiaya atau membunuh tanpa ada hukuman, maka masyarakat akan menjadi ketakutan dan kacau. Pada saat itulah, fungsi negara hilang. Karena penganiayaan, orang Kristen tersebar sampai ke Fenisia, Siprus dan Antiokhia. Meskipun demikian, mereka masih hanya memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi saja.
Orang-orang Yahudi yang sudah menjadi Kristen masih menyangka bahwa keselamatan dari Tuhan hanya untuk orang Yahudi saja. Pola pikir ini yang membuat bangsa Yahudi di Perjanjian Lama, tidak bisa menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran bagi bangsa-bangsa lain. Mereka menyangka bahwa Tuhan hanya ingin menyelamatkan orang Yahudi saja. Jika saat ini gereja memiliki pola pikir yang sama seperti orang Yahudi pada zaman dulu, maka gereja pun tidak akan bisa berfungsi untuk menjadi terang dan garam dunia.
Tuhan menginginkan supaya para rasul dan orang Kristen menjadikan semua bangsa murid-Nya. Tuhan menyuruh mereka bersaksi, dari Yerusalem, Yudea, Samaria, sampai ke ujung bumi. Tetapi ternyata mereka hanya memberitakan Injil kepada orang-orang Yahudi saja. Di Indonesia ada gereja-gereja suku, yang pada akhirnya tidak bisa berfungsi untuk pemberitaan Injil secara terbuka (lintas suku), hanya berfungsi untuk pemberitaan Injil bagi suku tertentu saja. Gereja perlu terbuka, supaya tidak terjebak pada pola pikir yang ada pada orang-orang Yahudi pada zaman kekristenan mula-mula.
Views: 8