Iblis Memberitakan Injil (Jelajah PB 463)

Kisah Para Rasul 16:16-19

Ketika kita mempersembahkan kepada Tuhan untuk mendukung pelayanan dan penginjilan, maka kita seharusnya tidak meminta atau berharap supaya apa yang kita berikan itu kembali berkali lipat. Jika demikian, sebenarnya kita sedang tidak ikhlas memberikan persembahan. Itu tidak ada bedanya dengan judi. Ketika kita mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan, pikiran kita harus tertuju pada ucapan syukur. Kita memberikan persembahan kepada Tuhan karena Tuhan sudah terlebih dulu memberikan yang terbaik bagi kita. Itulah yang dilakukan oleh Lidia, dia memberikan apa yang ada padanya setelah dia tahu bahwa dia telah diselamatkan.

Injil sampai kepada kita karena ada orang-orang yang mengorbankan waktu, pikiran, uang dan tenaga mereka untuk pemberitaan Injil. Bahkan ada juga yang sudah berkorban nyawa, sehingga berita Injil itu sampai kepada kita. Jika kita sudah mendengarkan Injil itu dan menjadi percaya, seharusnya kita tidak egois. Kita juga harus memberitakan Injil itu kepada orang lain. Jika kita tidak memiliki kemampuan untuk memberitakan Injil atau tidak memiliki waktu, maka kita bisa mendukung penginjilan dalam bentuk lain. Kita seharusnya ikut ambil bagian dalam pemberitaan Injil, sesuai dengan apa yang ada pada kita.

Pada suatu kali, ketika Paulus dan rombongannya pergi ke sinagoge lagi, mereka bertemu dengan seorang hamba perempuan yang memiliki roh tenung. Dengan keahlian tenungan itu, perempuan tersebut bisa memperoleh penghasilan besar untuk tuannya. Perempuan itu mengikuti Paulus dan rombongan dan berseru-seru: “Orang-orang ini adalah hamba Allah Yang Mahatinggi. Mereka memberitakan kepadamu jalan kepada keselamatan.” Perempuan itu melakukan hal tersebut berulang-ulang sampai beberapa hari lamanya. Seruannya tidak ada yang salah. Bahkan ini bisa dikatakan bahwa Iblis sedang memberitakan Injil (kabar baik). Tetapi ternyata motivasinya adalah untuk mengganggu.

Ternyata ada hal seperti ini, memberitakan Injil tetapi dengan motivasi yang salah. Kita harus mencermati pemberitaan Injil yang terjadi pada saat ini. Seharusnya kita bisa membedakan, manakah pemberitaan Injil yang memiliki tujuan yang benar dan mana pemberitaan Injil yang memiliki motivasi yang salah. Inti dari pemberitaan Injil adalah untuk mendapatkan keselamatan jiwa. Jika Injil diberitakan, tetapi tujuannya hanya untuk kesuksesan duniawi seperti berkat kekayaan atau berkat kesehatan saja, bisa dipastikan bahwa pemberitaan Injil tersebut memiliki motivasi yang salah. Ada juga pemberitaan Injil yang dari awal sampai akhir isinya seperti stand up comedy, yang disampaikan hanya kelucuan demi kelucuan, bukan firman Tuhan yang utuh.

Paulus merasa terganggu dengan perilaku perempuan yang memiliki roh tenung tersebut. Akhirnya Paulus tidak tahan lagi dengan gangguan itu. Dia berpaling dan berkata kepada roh itu: “Demi nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini.” Seketika itu juga keluarlah roh itu. Perempuan itu bisa selamat jika dia kemudian bertobat dan percaya kepada Yesus. Persoalannya, tuan-tuan yang biasa memanfaatkan perempuan itu sudah tidak memiliki kesempatan untuk mengeruk keuntungan lagi. Karena itulah, mereka menangkap Paulus dan Silas, kemudian menyeret mereka ke pasar untuk menghadap penguasa. Seperti inilah pekerjaan Iblis, pekerjaannya dihentikan, maka dia bisa melakukan segala cara dengan memanfaatkan orang-orang yang tidak percaya untuk mencelakai orang-orang benar.

Views: 7

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top