Kisah Para Rasul 24:1-5
Awalnya Paulus datang ke Yerusalem, lalu masuk ke Bait Suci. Pada waktu itu, sejumlah orang Yahudi yang berasal dari Asia berusaha untuk menangkap bahkan membunuh Paulus. Ini kesempatan bagi mereka untuk menghasut massa, sehingga Paulus bisa ditangkap dan dianiaya. Mereka mau Paulus bisa dibunuh melalui kekuatan massa, bukan melalui pengadilan. Sebelum mereka sempat membunuh Paulus, datanglah kepala pasukan yang bernama Klaudius Lisias. Paulus diambil dari keributan massa itu, lalu diamankan di markas tentara Romawi. Orang-orang Yahudi tidak bisa melakukan apa-apa terhadap Paulus, karena Paulus aman di markas. Setelah itu, terbentuklah komplotan orang Yahudi yang terdiri lebih dari empat puluh orang yang berencana untuk membunuh Paulus dengan cara yang keji.
Rencana komplotan ini telah diketahui oleh keponakan Paulus. Ketika berita itu sampai ke kepala pasukan, maka kepala pasukan mengirim Paulus ke walinegeri di Kaisarea, yaitu Feliks. Sekarang Paulus ditahan di Kaisarea. Lima hari kemudian, setelah Paulus sampai di Kaisarea, Imam Besar Ananias dan beberapa tua-tua serta seorang pengacara bernama Tertulus, mereka menghadap wali negeri dan menyampaikan dakwaan mereka terhadap Paulus. Rupanya pada waktu itu sudah ada pengacara. Kepala pasukan Klaudius Lisias tidak mau mengambil resiko, sehingga dia mengirimkan Paulus ke wali negeri. Paulus adalah warga negara Rum. Jika kepala pasukan membiarkan Paulus sampai dibunuh oleh orang-orang Yahudi tanpa melalui pengadilan, maka jabatan Klaudius Lisias terancam.
Paulus dipanggil menghadap dan Tertulus mulai mendakwa dia. Tertulus memulai dakwaannya dengan memuji gubernur Feliks. Dia membuka dengan kata-kata yang memuji, dengan harapan supaya Feliks menjadi senang. Sambil mengajukan dakwaan, Tertulus terus menyanjung gubernur Feliks. Tertulus mendakwa Paulus sebagai penyakit sampar yang telah menimbulkan kekacauan di antara semua orang Yahudi di seluruh dunia. Paulus juga disebut sebagai seorang tokoh dari sekte orang Nasrani. Orang Nasrani ini menunjuk kepada Yesus, yang berasal dari Nazaret. Kata Nasrani juga dekat dengan kata “nazar” yang pada waktu itu biasanya ditandai dengan tidak memangkas rambut. Karena itulah, Tuhan Yesus digambarkan dengan rambut panjang, karena dianggap telah bernazar dan tidak potong rambut. Dalam hal ini, ada banyak kesalahpahaman mengenai konsep Nasrani ini.
Gambaran wajah Yesus sebenarnya telah digambarkan di dalam Yesaya 53:2, yang dikatakan bahwa Dia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada. Ketika Tuhan Yesus datang sebagai manusia di dunia ini, Dia ternyata tidak menggunakan tubuh yang tampan. Mungkin hal tersebut dimaksudkan supaya orang-orang tidak memandang kepada ketampanan Yesus, tetapi lebih memandang kepada kehidupan dan teladan Yesus Kristus.
Yang diajarkan oleh Paulus adalah kemurnian Injil. Untuk masuk ke dalam Sorga, tidak diperlukan lagi tata ibadah simbolik Perjanjian Lama dan tradisi Yahudi. Abraham, Musa dan tokoh-tokoh Perjanjian Lama yang lain bisa masuk Sorga karena mereka percaya kepada janji Tuhan akan datangnya Juruselamat, dengan cara memberikan korban. Hari ini, kita cukup percaya kepada Juruselamat yang sudah datang tanpa perlu memberikan korban sembelihan, karena Yesus telah menggenapinya.
Views: 10