Beriman Dengan Pengertian (Jelajah PB 414)

Kisah Para Rasul 6:7-15

Ketika sudah terjadi pembagian tugas antara rasul dengan diaken, maka pelayanan bisa berjalan dengan sangat efektif. Hal itu terbukti bahwa firman Tuhan semakin tersebar, dan jumlah murid atau jemaat di Yerusalem makin bertambah banyak. Bahkan sejumlah besar imam juga menyerahkan diri dan percaya kepada Yesus.

Salah seorang diaken yang dipilih ternyata adalah seorang yang hebat. Dia adalah Stefanus. Dia penuh dengan karunia dan kuasa, serta mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak. Stefanus bukan rasul, tetapi dia mendapatkan juga karunia mujizat. Tetapi kita pada saat ini tidak perlu iri dengan Stefanus. Dia mendapatkan kuasa itu karena memang pada saat itu diperlukan dan Stefanus masih berada di bawah otoritas para rasul. Ketika para rasul masih ada di dunia, ada jemaat yang masih bisa bernubuat. Tetapi hal tersebut tidak akan mungkin terjadi setelah para rasul tidak ada di dunia ini. Tuhan Yesus telah memberi peringatan bahwa di akhir zaman akan bermunculan mesias palsu dan mereka bisa mengadakan tanda atau mujizat yang dahsyat.

Pada waktu itu tampil beberapa orang dari jemaat Yahudi, yang dikenal sebagai jemaat orang Libertini. Anggota kumpulan ini berasal dari Kirene dan Aleksandria. Bersama dengan mereka ada juga beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan Asia. Mereka bersoal jawab dengan Stefanus. Mereka mendapati bahwa ajaran Stefanus menentang hukum Taurat dan ibadah di Bait Allah. Meski demikian, mereka tidak sanggup melawan Stefanus yang pada saat itu penuh dengan Roh dan hikmat.

Karena mereka tidak bisa memberikan jawab kepada Stefanus, maka mereka menghalalkan segala cara. Mereka berusaha menghasut beberapa orang supaya mengatakan bahwa Stefanus mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Tuhan. Dengan cara demikian, akhirnya Stefanus dibawa ke hadapan Mahkamah Agama. Bukan hanya itu, Stefanus diperhadapkan dengan saksi-saksi palsu yang terus menyudutkan Stefanus.

Seperti inilah orang yang mengaku beragama tetapi tidak dengan pengertian. Bahkan mereka melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh orang yang beragama, tidak dilakukan oleh yang percaya kepada Tuhan. Orang Kristen dari zaman kekristenan mula-mula sampai sekarang, selalu diperhadapkan dengan hal-hal seperti ini. Orang Kristen harus siap untuk mempertanggungjawabkan imannya dan memberi jawab terhadap orang-orang yang bertanya tentang iman Kristen. Meskipun hal tersebut sangat beresiko, tetapi itulah yang harus dihadapi.

Dalam kondisi seperti itu, sepertinya Stefanus sendirian. Dia tidak mendapatkan pembelaan dari siapapun juga. Tetapi dia tetap teguh menghadapi penghakiman dari Mahkamah Agama yang penuh dengan saksi palsu itu. Dia tetap menyampaikan kebenaran kepada mereka. Pada saat sedang disidang di Mahkamah Agama, bahkan Tuhan menunjukkan kepada semua orang di sana bahwa Stefanus disertai oleh Tuhan. Orang-orang yang berada di Mahkamah Agama itu melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat. Tetapi karena mereka sudah dibutakan dengan keinginan hati yang jahat, maka mereka tetap ingin memberikan hukuman kepada Stefanus. Di satu sisi mereka merasa penting untuk membela ajaran Musa dan juga ajaran Tuhan. Tetapi di sisi lain, pada waktu yang sama, mereka sedang melakukan hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Inilah kehidupan orang beragama yang tanpa pengertian.

Views: 4

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top