Yohanes 6:43-59
Yesus menjelaskan kembali bahwa tidak akan ada orang yang datang kepada Yesus kalau dia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Yesus. Orang tersebut ditarik oleh Bapa melalui pekabaran Injil, melalui firman Tuhan yang disampaikan kepadanya. Firman itu sudah disampaikan oleh para nabi-nabi sebelumnya. Mereka sudah diajar oleh Tuhan. Setiap orang yang mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, akan lebih mudah untuk datang dan percaya kepada Yesus.
Pengajaran dari Bapa itu juga yang disampaikan dan diajarkan oleh Yesus Kristus. Penetapan Tuhan terhadap orang yang diselamatkan adalah orang yang mau mendengar dan menerima pengajaran yang disampaikan oleh Yesus Kristus. Yesus juga menegaskan bahwa tidak ada seorang pun yang sudah melihat Bapa. Hanya Yesus, yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Barang siapa percaya kepada Yesus, maka dia akan mempunyai hidup yang kekal.
Orang-orang Israel yang sudah makan manna, mereka mati. Tetapi barangsiapa makan roti hidup, dia tidak akan mati. Makan roti hidup yang dimaksud adalah perjamuan Tuhan yang akan ditetapkan oleh Yesus. Dengan perjamuan Tuhan itu, orang-orang percaya akan mengingat pengorbanan Yesus dan keselamatan yang sudah Yesus berikan kepada mereka.
Mendengar hal tersebut, orang-orang Yahudi justru bertengkar antara sesama mereka. Mereka makin bingung karena makin tidak tahu apa yang Yesus maksudkan. Kita yang sudah percaya dan membaca ayat ini akan lebih mudah untuk memahaminya daripada orang-orang Yahudi pada saat itu. Ini adalah gambaran tentang penderitaan Yesus. Dia datang ke dunia untuk disalibkan, untuk menggantikan kita dihukumkan karena dosa kita. Ini juga adalah gambaran tentang perjamuan Tuhan. Perjamuan Tuhan sendiri akhirnya hanya dilakukan oleh orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus. Orang-orang di luar Yesus tidak akan melakukan perjamuan Tuhan.
Yesus adalah Tuhan yang mengosongkan Diri-Nya, menjadi sama seperti manusia. Yesus memiliki darah dan daging. Darah dan daging itulah yang dikorbankan di atas kayu salib, sehingga manusia yang percaya kepada-Nya diselamatkan. Jika Tuhan tidak menjadi manusia, Dia tidak akan memiliki darah dan daging. Dia adalah Roh. Ketika kita memakan roti, maka kita akan mengingat tubuh Kristus yang hancur di atas kayu salib. Ketika kita meminum anggur, maka kita akan teringat dengan darah Yesus yang tercurah.
Iman yang diminta oleh Yesus bukan hanya sekedar pengetahuan di otak saja, apalagi hanya sekedar perut kenyang. Iman kepada Tuhan dalam pemahaman orang Yahudi adalah kepercayaan dan kesetiaan kepada Tuhan. Kita juga dituntut untuk mengarahkan kesetiaan hidup kita kepada Tuhan, lebih dari segala sesuatu, termasuk melebihi persoalan makanan. Juga melebihi mujizat atau tanda sekalipun. Yang kita butuhkan adalah roti yang tidak dapat biasa. Itulah yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya.
Semua perkataan di atas diajarkan oleh Tuhan Yesus di rumah ibadat di Kapernaum. Tetapi sepertinya apa yang diajarkan oleh Yesus tidak bisa dipahami oleh orang-orang Yahudi. Mereka mencoba untuk mengerti secara jasmani, padahal Tuhan Yesus menjelaskan hal tersebut dalam pengertian secara rohani.
Views: 23