Yohanes 19:32-42
Karena permintaan orang-orang Yahudi kepada Pilatus, maka para prajurit datang untuk mematahkan kaki orang-orang yang disalib itu. Para prajurit mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus. Ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Yesus sudah mati, maka prajurit itu tidak mematahkan kaki Yesus. Seorang prajurit menikam lambung Yesus dengan tombak dan segera mengalir keluar darah dan air. Menikam lambung dengan tombak dilakukan untuk memastikan bahwa Yesus benar-benar mati. Ketika keluar air dari lambung itu, itu adalah tanda bahwa Yesus memang benar-benar sudah mati.
Yohanes melihat semua itu dan dia adalah saksi. Karena itu Yohanes memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar. Karena itu semuanya dituliskan supaya yang membaca juga percaya dengan semua yang telah disaksikannya secara langsung. Dengan menikam lambung Yesus, maka itu menggenapi apa yang sudah tertulis di dalam Kitab Suci: “Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan” dan “Mereka akan memandang kepada DIa yang telah mereka tikam.” Tuhan Yesus menggenapkan nubuatan dari kitab-kitab Perjanjian Lama, karena kitab Perjanjian Lama sudah selesai ditulis empat ratus tahun sebelum Yesus Kristus dilahirkan.
Pengenapan nubuatan kitab Perjanjian Lama sangat penting, karena kitab Perjanjian Lama sudah selesai ditulis. Kitab itu sudah berada ditangan orang-orang Yahudi dan biasa dibaca di Bait Suci atau di Sinagoge. Yesus menggenapi semua itu untuk memberitahu kepada semua orang Yahudi bahwa Dia benar-benar Mesias. Sang Juruselamat datang sesuai dengan apa yang sudah tertulis di dalam Kitab Suci. Meskipun para pemimpin Yahudi tidak mau mengakui Yesus sebagai Mesias, tetapi tetap ada orang-orang Yahudi yang percaya kepada Yesus. Paling tidak sebelas murid serta sekitar seratus dua puluh murid lainnya telah percaya Yesus. Merekalah yang kemudian menjadi saksi bagi Kristus dan menyebarkan kabar baik ini ke seluruh dunia. Kabar baik itupun sampai kepada kita, sehingga kita pada saat ini masuk ke dalam kumpulan orang-orang percaya.
Ada seseorang bernama Yusuf dari Arimatea. Dia adalah salah satu murid Yesus, tetapi bukan termasuk murid inti atau keduabelas murid. Dengan sembunyi-sembunyi, karena takut kepada orang Yahudi, dia meminta kepada Pilatus supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus untuk menguburkannya. Pilatus menyetujui permintaannya itu, daripada dia yang mengurusnya sendiri. Ada juga Nikodemus yang datang ke situ. Nikodemus ini yang diceritakan di dalam Yohanes 3, dia yang datang malam-malam kepada Yesus untuk bertanya jawab. Yusuf dari Arimatea ini termasuk orang kaya, karena dia memiliki kubur baru yang letaknya tidak jauh dari tempat itu. Tentu ini bukan kebetulan karena Tuhan telah menyiapkan segala sesuatunya. Nikodemus juga telah menyiapkan campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya.
Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. Tuhan Yesus dimasukkan ke kubur yang dekat dengan lokasi penyaliban itu menjelang pergantian hari, menjelang jam enam sore. Kubur orang Yahudi tidak sama dengan kubur yang ada di tempat kita saat ini. Biasanya mereka mencari bukit, lalu menggalinya menjadi seperti bentuk goa. Di goa itu biasanya akan menjadi kubur bagi satu keluarga. Tetapi yang dipakai untuk menguburkan Yesus adalah kubur yang baru, kubur yang belum pernah dipakai untuk menguburkan orang lain.
Views: 92