Murid Sebagai Saksi (Jelajah PB 330)

Yohanes 7:8-13

Tuhan Yesus mempunyai waktu-Nya sendiri, kapan Dia harus melakukan sesuatu. Semuanya sesuai dengan kehendak-Nya. Waktu yang dimaksudkan oleh Yesus di sini adalah tentang penyaliban-Nya. Yesus sudah tahu kapan Dia akan disalibkan. Jika pada waktu itu Yesus langsung melakukan mujizat secara terang-terangan, maka sebentar saja para tua-tua, imam kepala dan para ahli Taurat akan segera menangkap Yesus dan membunuh-Nya. Di dalam Galatia 4:4 dikatakan bahwa ada waktu yang harus digenapi. Karena itu, di awal-awal pelayanan-Nya ketika Tuhan Yesus melakukan mujizat, Dia selalu memperingatkan orang supaya tidak menceritakan dulu mujizat yang Dia lakukan. Bukan berarti bahwa Yesus tidak mau orang banyak mengenal Dia sebagai Juruselamat. Tetapi, jika tanda-tanda yang membuktikan bahwa Yesus sebagai Mesias itu dilakukan terlalu cepat, maka orang-orang Yahudi akan segera menangkap dan membunuh Yesus. Sementara Yesus sendiri belum selesai mengajar dan membentuk para murid untuk menjadi saksi ketika Yesus sudah tidak ada di dunia ini.

Ketika Yesus melayani di dunia ini, Dia mempersiapkan sejumlah murid yang akan mengajar kepada orang banyak apa yang sudah pernah diajarkan oleh Yesus. Para murid juga menyaksikan apa yang dilakukan oleh Yesus. Karena itu para murid hidup bersama dengan Yesus sepanjang hari dan sepanjang malam selama kurang lebih tiga setengah tahun. Tuhan Yesus mempunyai rencana tersendiri, karena ketika Tuhan Yesus naik ke sorga meninggalkan dunia ini, para murid akan melanjutkan pengajaran-Nya.

Sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Yesus pun pergi juga ke pesta tersebut tetapi secara diam-diam. Orang-orang Yahudi yang lain mencari Yesus di pesta itu. Banyak bisikan yang terdengar mengenai Yesus. Ada yang mengatakan bahwa Dia adalah orang baik. Memang Yesus adalah orang baik. Tidak pernah ada catatan Yesus melakukan kejahatan apapun di dunia ini. Kehidupan moral-Nya pun sangat tinggi dan sempurna. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa Dia menyesatkan rakyat. Bisikan atau gosip itu terjadi di antara orang banyak, tetapi mereka tidak berani berkata terang-terangan tentang Yesus karena takut terhadap orang-orang Yahudi. Rakyat biasa mudah untuk menerima Yesus sebagai Mesias. Tetapi para pemimpin Yahudi tidak mudah bahkan tidak mau percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Hal itu terjadi karena para pemimpin Yahudi memiliki kepentingan sendiri, yaitu kekuasaan.

Kita juga bisa menyadari hal tersebut. Tidak mudah untuk menjadi pemimpin, karena banyak sekali godaannya. Terutama adalah godaan untuk mempertahankan diri menjadi pemimpin, karena memiliki banyak wewenang dan kekuasaan. Ketika seorang pemimpin tidak ada kerendahhatian, maka mereka akan mudah masuk ke dalam godaan ini. Mereka mempertahankan kepemimpinannya dengan berbagai cara, termasuk cara-cara yang curang. Mereka memiliki kuasa, sehingga menggunakan kekuasaannya itu dengan semena-mena.

Pemimpin yang tidak rendah hati akan selalu merasa terancam. Di dalam pikirannya hanyalah kekuasaan dan kepentingan sendiri. Jika ada orang yang tidak cocok dengan dia, akan dianggap sebagai pemberontak atau pengacau. Pada waktu itu Yesus hadir dengan pengajaran yang berbeda, yaitu pengajaran yang murni. Pengajaran yang disampaikan oleh Yesus ternyata membuat mereka merasa terancam. Mereka sudah terbiasa menikmati kekayaan, kekuasaan dan kehormatan. Mereka tidak mau ada gangguan dari orang lain, termasuk Yesus.

Views: 14

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top