Menghakimi Dengan Adil (Jelajah PB 332)

Yohanes 7:21-27

Hanya satu saja perbuatan yang baru dilakukan oleh Yesus dan semua mereka heran, yaitu Dia menyembuhkan orang pada hari Sabat. Yesus mengingatkan kepada mereka bahwa Musa tidak pernah menetapkan sunat. Sunat itu berasal dari nenek moyang mereka, yaitu dari Abraham. Abraham ada sekitar empat ratus tahun sebelum Musa. Ternyata orang-orang Yahudi juga menyunat orang pada hari Sabat. Yesus memperlihatkan sesuatu yang salah kepada mereka. Di satu sisi mereka mengatakan bahwa tidak boleh melakukan sesuatu pada hari Sabat, tetapi mereka sendiri menyunatkan orang pada hari Sabat. Mereka melakukan sesuatu yang saling bertentangan, antara pengajaran dengan perbuatan yang mereka lakukan. Seperti itulah salah satu tanda pengajaran yang tidak sesuai dengan Alkitab. Saling bertentangan satu dengan yang lain.

Tuhan Yesus sedang mengajak mereka berpikir. Tidak ada pengajaran yang sesuai dengan Alkitab yang bertentangan dengan logika manusia. Karena itu Tuhan Yesus selalu mengajar para pendengar-Nya untuk berpikir. Hal itu nampak di ayat 23, Yesus mengajak mereka berpikir, “Jikalau seorang menerima sunat pada hari Sabat, supaya jangan melanggar hukum Musa, mengapa kamu marah kepada-Ku, karena Aku menyembuhkan seluruh tubuh seorang manusia pada hari Sabat?” Yesus memperlihatkan pertentangan antara apa yang mereka ajarkan dengan apa yang mereka kerjakan.

Akhirnya Tuhan Yesus berkata kepada mereka supaya tidak menghakimi menurut apa yang nampak. Tuhan menyuruh mereka untuk menghakimi, tetapi harus dengan adil. Kita diperbolehkan untuk menghakimi, tetapi tidak boleh menghakimi sekehendak hati kita. Kita tidak boleh menghakimi menurut perasaan atau pengalaman kita. Kita bisa menghakimi dengan pengajaran yang ada di dalam Alkitab.

Ketika kita memberitakan firman atau menyampaikan berita Injil, sebenarnya kita sedang menghakimi. Lebih tepatnya bukan kita yang menghakimi, tetapi firman Tuhan yang menghakimi, yang mau meluruskan orang-orang dari pelanggaran atau kesalahan mereka.

Di ayat 20, orang-orang Yahudi pura-pura tidak tahu tentang siapa yang akan membunuh Yesus. Tetapi akhirnya di ayat 25, beberapa orang Yerusalem berkata bahwa memang orang-orang Yahudi telah merencanakan untuk membunuh Yesus. Saat itu Yesus leluasa berbicara kepada mereka, terutama kepada para pemimpin orang-orang Yahudi, dan mereka tidak bisa mengatakan apa-apa untuk menjawab Yesus. Muncullah pertanyaan yang kritis, apakah mungkin para pemimpin mereka sudah tahu bahwa Ia adalah Kristus atau Mesias?

Memang sepertinya sudah ada konsep yang salah tentang Kristus pada saat itu. Mereka mempunyai pemikiran bahwa Kristus itu datang tanpa bisa diketahui asalnya dari mana. Padahal di dalam kitab Perjanjian Lama sudah dinubuatkan bahwa Mesias akan datang dari keturunan Daud. Jadi sudah sangat jelas bahwa Kristus akan dilahirkan oleh manusia, dan manusia itu berasal dari keturunan Daud. Sudah dituliskan juga di dalam kitab Mikha 5 bahwa Mesias itu akan dilahirkan di Betlehem. Yesus mereka tahu, siapa bapak dan ibunya.

Kesalahan konsep atau pemikiran ini sangat berbahaya. Saat ini pun kita diperhadapkan dengan sesuatu yang akan datang, misalnya tentang Anti Kristus. Jangan sampai kita juga memiliki konsep yang salah, sehingga tidak tahu tanda Anti Kristus itu seperti apa, lalu kita ikut menyembahnya.

Views: 12

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top