Yohanes 3:22-36
Yohanes pembaptis tidak hanya membaptis di sungai Yordan, tetapi juga di Ainon, dekat Salim. Artinya, pembaptisan bisa terjadi di mana saja, tidak harus di sungai Yordan. Pembaptisan air adalah tanda fisik seseorang bertobat dan percaya Tuhan Yesus, serta mau dan siap untuk menjadi murid-Nya. Demikian juga para murid Yesus juga membaptis, tetapi Tuhan Yesus tidak membaptis (Yoh 4:2). Tidak benar jika ada yang mengatakan bahwa baptisan yang sah adalah baptisan yang dilakukan harus di sungai Yordan. Memang ada yang mengatakan demikian, tetapi itu tentu tidak sesuai dengan apa yang dikisahkan di dalam Alkitab.
Pada waktu itu muncul perselisihan antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. Akan baik jika perselisihan diselesaikan dengan adu argumentasi, adu pendapat, bukan adu otot atau kekuatan fisik. Adu pendapat dan argumentasi pun harus dilakukan dengan baik dan diatur dengan adil, supaya tidak terjadi perdebatan yang tidak ada dasarnya. Secara positif, perbedaan pendapat bisa menajamkan pengetahuan dan bisa saling belajar atau memperlengkapi satu dengan yang lain. Dari perbedaan pendapat itu, jika dikelola dengan baik, akan muncul pendapat yang lebih mendasar, yang lebih bisa dipertanggungjawabkan bersama.
Yohanes Pembaptis sendiri adalah orang yang melayani Tuhan dengan tulus. Yohanes mengakui bahwa dirinya bukan Mesias. Tetapi dia diutus untuk mendahului Sang Mesias. Yohanes Pembaptis memposisikan diri sebagai teman dari mempelai laki-laki. Mempelai laki-lakinya itu adalah Yesus Kristus. Sedangkan mempelai perempuannya adalah jemaat yang sedang dibangun-Nya melalui para murid atau para rasul-Nya. Yohanes Pembaptis berkata bahwa Yesus harus makin besar, sedangkan dia sendiri harus makin kecil. Yohanes Pembaptis mengakui bahwa dia datang dari bumi. Sedangkan dia menyatakan bahwa Tuhan Yesus datang dari sorga. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.
Yohanes memberi kesaksian yang jujur dan terang-terangan mengenai Tuhan Yesus kepada orang-orang Yahudi pada waktu itu. Meskipun banyak orang Yahudi yang tidak percaya dengan kesaksian yang disampaikan oleh Yohanes, tetapi Yohanes tetap memberitakan kabar baik itu. Yesus Kristus disaksikan oleh Yohanes sebagai yang datang dari sorga. Yesus berada di atas semuanya. Siapa yang menerima kesaksian Yesus Kristus, maka ia percaya bahwa Tuhan itu benar. Percaya kepada Yesus artinya percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Yesus adalah Tuhan, Yesus adalah Juruselamat yang dijanjikan yang tertulis di dalam kitab Perjanjian Lama.
Yohanes Pembaptis sudah melakukan tugasnya dengan baik. Dia memberikan kesaksian yang benar tentang Tuhan Yesus Kristus kepada orang-orang Yahudi. Seharusnya orang Yahudi menerima kesaksian ini. Memang pada saat itu orang-orang Yahudi yang percaya dan kemudian dibaptis. Tetapi para pemuka agama Yahudi sangat sedikit yang bertobat dan percaya kepada Yesus. Jika mereka tidak percaya kepada Yesus, maka orang Yahudi dihitung menolak Sang Mesias dan Sang Juruselamat yang telah dijanjikan oleh Tuhan kepada orang-orang Yahudi tersebut. Penolakan itu yang membawa bangsa Yahudi tidak bisa melihat kerajaan Allah pada saat itu. Mereka tidak bisa menikmati kerajaan Daud atau kerajaan seribu tahun. Karena di dalam kerajaan seribu tahun itulah Tuhan Yesus memerintah sebagai Raja. Karena mereka tidak percaya, maka murka Tuhanlah yang terjadi atas mereka.
Views: 69