Kesatuan Bapa dan Yesus (Jelajah PB 323)

Yohanes 5:30-47

Yesus selalu mengatakan bahwa apa yang Dia lakukan adalah perintah dari Bapa sedangkan Bapa ada di dalam diri-Nya. Ini artinya bahwa Bapa dan Yesus adalah satu. Yesus juga mengatakan bahwa kesaksian Bapa tentang Yesus adalah benar. Hal itu terjadi ketika Tuhan Yesus dibaptis, maka Bapa di sorga berkata, “Inilah Anak-Ku yang Ku-kasihi, kepada-Nya lah Aku berkenan.” Ini adalah kesaksian Bapa tentang Yesus. Kesaksian ini penting. Yohanes juga bersaksi tentang Yesus, tentang kebenaran. Sebenarnya Tuhan Yesus pun tidak memerlukan kesaksian dari Yohanes Pembaptis. Tetapi semua kesaksian itu tidak ditujukan untuk Tuhan, tetapi untuk kebutuhan manusia. Supaya manusia bisa melihat dengan jelas ciri-ciri dari Juruselamat yang telah dijanjikan oleh Tuhan.

Tuhan Yesus juga berbicara tentang Yohanes Pembaptis. Yohanes disebut sebagai pelita yang menyala dan bercahaya, dan orang-orang Yahudi hanya mau menikmati cahaya itu sebentar saja. Tetapi Yesus mempunyai kesaksian yang lebih penting daripada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada Yesus supaya Yesus melaksanakannya. Karena itulah Tuhan Yesus membuat banyak mujizat sebagai tanda untuk menyaksikan bahwa itu adalah pekerjaan yang harus Yesus lakukan. Pekerjaan utama Yesus adalah menyelamatkan atau menjadi Juruselamat bagi umat manusia yang berdosa di muka bumi ini. Menghapus dosa dari zaman Adam dan Hawa sampai kepada dosa orang yang terakhir dilahirkan di bumi ini. Karena itu ketika Tuhan Yesus menyembuhkan orang, Yesus juga mengampuni dosa mereka. Itulah pekerjaan Bapa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus di dunia ini.

Ketika Yesus mengampuni dosa orang, maka orang-orang Yahudi menganggap Yesus menghujat Tuhan karena dianggap menyamakan diri dengan Tuhan. Yesus mengatakan kepada orang-orang Yahudi bahwa firman Tuhan yang selama ini mereka pelajari ternyata tidak disimpan di dalam hati. Mereka memang rajin menyelidiki Kitab Suci dan sampai disebut sebagai ahli Taurat. Tetapi meskipun Kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Tuhan Yesus, tetapi mereka ternyata tidak mau datang kepada Yesus untuk memperoleh hidup itu. Apa yang dikatakan oleh Kitab Suci itu tidak dilaksanakan. Sepertinya hebat karena mereka memiliki pengetahuan tentang Kitab Suci, tetapi mereka tidak mempunyai pengertian yang benar akan Kitab Suci tersebut. Mereka tidak mau datang kepada Yesus dan tidak mau mengakui Yesus sebagai Mesias, sebagai Tuhan dan Juruselamat. Juruselamat itu tidak mungkin malaikat. Juruselamat itu adalah Tuhan sendiri.

Jika kita tidak datang kepada Yesus, tidak sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan Yesus, maka menyelidiki Kitab Suci serajin dan seserius apapun, tidak akan membuahkan apa-apa. Hanya membuahkan filsafat yang kosong dan tidak berpengertian dalam menjalaninya. Tuhan Yesus juga tidak memerlukan hormat dari manusia. Yesus juga memberitahu kepada orang-orang Yahudi itu bahwa sebenarnya mereka tidak mempunyai kasih kepada Tuhan.

Banyak orang menyerahkan diri untuk disesatkan. Mereka tidak mau waspada. Apa yang terjadi pada masa itu juga terjadi pada masa sekarang ini. Yesus datang dalam nama Bapa tetapi mereka tidak menerima-Nya, sedangkan yang datang atas nama sendiri justru diterimanya. Tergantung hormat seperti apa yang kita harapkan. Jika kita ingin menghormati Tuhan, maka kita akan minta hikmat dari Tuhan untuk mengenal-Nya. Tetapi jika kita ingin mendapatkan hormat untuk diri kita sendiri, maka kita akan mudah untuk disesatkan. Itu juga yang terjadi pada orang-orang Yahudi pada zaman Tuhan Yesus masih ada di dunia.

Views: 42

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top