Yohanes 21:16-25
Apakah kita sudah sungguh-sungguh mengasihi Tuhan Yesus? Atau kita hanya menginginkan berkat-Nya saja? Jika Tuhan Yesus tidak memberikan apa-apa selain keselamatan, apakah kita masih tetap mau mengasihi Tuhan? Pertanyaan-pertanyaan ini yang harus kita renungkan saat ini. Simon Petrus diperhadapkan dengan pertanyaan yang sama dan dia telah membuktikan bahwa dia sungguh-sungguh mengasihi Tuhan. Tuhan Yesus tidak memberikan keistimewaan duniawi kepada Simon Petrus. Tetapi akhirnya dia tetap taat dan setia sampai pada akhirnya.
Di pertanyaan yang kedua, Tuhan Yesus mengulangi pertanyaan pertama, apakah Simon mengasihi (agape) Yesus. Simon menjawab, “Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi (phileo) Engkau.” Yesus mengulangi perintah-Nya supaya Simon menggembalakan domba-domba-Nya. Untuk pertanyaan yang ketiga, Tuhan Yesus menggunakan kata “mengasihi” dengan bahasa asli phileo. Simon Petrus sedih mendengarkan pertanyaan Yesus tersebut. Tetapi memang Tuhan Yesus ingin mendapatkan jawaban Simon Petrus sampai tiga kali. Mungkin hal ini berkaitan dengan penyangkalan Petrus yang dilakukan sebelumnya, sebanyak tiga kali. Simon Petrus tetap menjawab dengan kata “mengasihi” dengan bahasa asli phileo.
Yohanes menulis Injil ini setelah Petrus mati, disalib terbalik di kota Roma. Pada waktu muda, Simon Petrus bisa melayani Tuhan dengan bebas. Setelah dia tua, dia diikat dan disalibkan. Peristiwa Petrus disalib terbalik tidak dikisahkan di dalam Alkitab. Itu adalah cerita tradisi bapa gereja.
Di akhir tulisan Yohanes ini, Yohanes memperkenalkan dirinya bahwa dialah yang menulis Injil ini. Dia juga memperkenalkan diri bahwa dia adalah murid yang dikasihi oleh Yesus, murid yang pada waktu sedang makan bersama duduk di dekat Yesus. Petrus ingin tahu apa yang akan terjadi pada Yohanes di kemudian hari. Tetapi Yesus tidak menjawab pertanyaan Petrus dan hanya berkata kepada Petrus supaya tidak ikut campur urusan orang lain.
Sebenarnya ada banyak hal yang telah dilakukan oleh Yesus dan tidak ditulis di dalam Injil. Semua kisah yang ditulis di dalam Injil adalah pilihan, supaya kita percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, dan supaya kita oleh iman memperoleh hidup dalam nama-Nya (Yohanes 20:30-31). Tuhan Yesus membiarkan semua peristiwa yang dilakukan-Nya dicatat oleh empat orang, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.
Memang ada perbedaan detail dari keempat Injil yang ditulis. Terkadang kita kesulitan untuk menjelaskan perbedaan tersebut. Tetapi inilah kesaksian yang ditulis lebih dari satu orang. Artinya peristiwa yang dicatat benar-benar terjadi. Yang menjadi saksi mata bukan hanya satu orang, tetapi banyak orang. Kesaksian lebih dari satu orang bisa diperhitungkan di pengadilan untuk mengambil keputusan. Jika kita membaca Alkitab secara keseluruhan dengan teliti, maka perbedaan-perbedaan itu bisa dijelaskan dengan baik.
Di dalam Alkitab, peristiwa-peristiwa yang bersifat sejarah, dicatat lebih dari satu orang, supaya bisa ada konfirmasi bahwa peristiwa itu benar-benar terjadi.
Views: 20