Pada waktu itu Tuhan Yesus berdoa khusus untuk para murid. Yesus menengadah ke langit dan berdoa kepada Bapa di sorga. Jika kita membaca di ayat pertama saja, seolah-olah Tuhan Yesus tidak memiliki kemuliaan. Seolah-olah Yesus bukan Tuhan. Tetapi di dalam Filipi 2:6-7 jelas dikatakan bahwa Yesus adalah Tuhan dan tidak menganggap kesetaraan dengan Tuhan itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Yesus mengosongkan diri-Nya sendiri, mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Manusia diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Tuhan. Jika Yesus menjadi manusia, Dia pun tetap sesuai dengan gambar dan rupa-Nya. Selain itu, jika kita membaca di ayat 5, Yesus sendiri memiliki kemuliaan sebelum dunia dijadikan.
Yesus berdoa supaya kemuliaan-Nya dikembalikan, seperti sebelum Dia mengosongkan diri menjadi manusia. Yesus sendiri telah mengosongkan diri sebagai manusia, bukan manusia yang terhormat, tetapi malah menjadi manusia yang dihina dan disalibkan. Ketika Yesus menjadi manusia, Dia tetap mempunyai kuasa atas segala yang hidup. Yesus juga akan memberikan kehidupan kekal kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya. Tuhan Yesus dalam struktur Tritunggal, memberi contoh untuk tunduk. Karena itu, kita mungkin sering membaca di dalam Alkitab bahwa Tuhan Yesus sering merendahkan diri-Nya. Jika bacaan itu ditafsirkan sepotong-sepotong, maka seolah-olah bisa disimpulkan bahwa Yesus bukan Tuhan. Karena itu kita harus berhati-hati ketika menyimpulkan apa yang kita baca. Sebaiknya kita membaca Alkitab dengan tuntas, supaya tahu keseluruhan dari isi Alkitab tersebut.
Perkataan Tuhan Yesus yang merendahkan diri-Nya, ketika Dia mengatakan tentang Bapa, hal tersebut sama sekali tidak menghapuskan kenyataan bahwa Yesus adalah Tuhan yang mengosongkan diri serta menjadi sama dengan manusia. Dia memposisikan diri untuk taat kepada Bapa di sorga. Dia memposisikan diri menjadi Pribadi yang diutus oleh Bapa. Contoh ketertundukan ini juga dijelaskan dalam struktur laki-laki dan perempuan. Seorang istri diharuskan tunduk kepada suaminya, meskipun keduanya diciptakan sepadan atau setara (bdg. 1 Kor 11:3). Yesus juga setara dengan Bapa, tetapi Dia memilih untuk memberikan contoh ketertundukan kepada manusia. Yesus tidak mempertahankan kesetaraan-Nya itu.
Hidup yang kekal adalah mengenal Bapa, satu-satunya Tuhan yang benar. Kesatuan ini adalah keesaan yang di dalamnya ada tiga Pribadi, yaitu Bapa, Tuhan Yesus dan Roh Kudus. Keesaan ini yang harus kita tahu, supaya kita tidak bingung dengan Tuhan yang kita sembah. Tuhan yang maha kuasa itu telah menyatakan diri-Nya dengan jelas di dalam Alkitab. Jika kita membaca Injil Yohanes pasal 1, maka kita akan lebih mudah untuk mengenal Tuhan, serta apa yang dilakukan-Nya. Ketika kita ingin mengenal Tuhan, maka kita harus memahami apa yang disampaikan oleh Tuhan di dalam Alkitab. Jika Tuhan kita memperkenalkan diri demikian, maka demikianlah adanya. Jika Tuhan memperkenalkan diri dalam tiga Pribadi, maka demikianlah adanya.
Tuhan Yesus tahu bahwa waktu itu adalah akhir dari pelayanan-Nya di dunia. Dia telah melakukan semua pekerjaan dan pelayanan yang semestinya Dia lakukan di dunia. Dia akan kembali kepada Bapa, dipermuliakan sesuai dengan sebelum Dia menjadi manusia. Ketika Tuhan Yesus kembali ke sorga, maka Pribadi Tuhan yang ketiga, yaitu Roh Kudus, akan hadir di dunia untuk melanjutkan pekerjaan dan pelayanan yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus sebelumnya.
Views: 6