Firman Tuhan yang membuat kita bersih. Jika firman itu menegor kita, maka kita harus melihat diri kita kembali, supaya kita tetap ada di dalam Yesus Kristus. Jika kita tetap tinggal di dalam firman Tuhan, maka kita akan berbuah banyak. Memang kita bisa tidak tinggal di dalam Kristus, tetapi kita tidak akan bisa berbuat apa-apa. Lebih parah lagi, siapapun yang tidak tinggal di dalam Kristus sama seperti ranting yang kering, yang dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Tidak ada tempat lain untuk pembakaran kekal, selain di neraka. Orang yang berada di neraka adalah orang yang tidak berada di dalam Kristus. Karena orang yang ada di dalam Kristus pasti akan mengikuti Yesus Kristus ke sorga.
Apapun yang terjadi di dalam hidup ini, tetaplah tinggal di dalam Yesus Kristus. Tanda bahwa kita ada di dalam Yesus Kristus adalah ketika kita ada di dalam firman-Nya, melakukan firman-Nya dalam kehidupan kita. Jika kita tinggal di dalam Yesus dan firman-Nya juga tinggal di dalam kita, maka apa saja yang kita minta, Tuhan akan mengabulkannya. Ayat ini sering menjadi ayat favorit karena Tuhan berjanji akan mengabulkan permintaan yang kita kehendaki. Hal ini yang selalu diingat, tetapi soal tinggal di dalam Yesus dan melakukan firman-Nya, itu yang sering dilupakan.
Pernyataan Yesus ini adalah pernyataan normatif, berlaku jika hal pertama juga dilakukan. Kita sebagai orang tua juga bisa memiliki pernyataan normatif. Anak kita bisa minta apa saja dan orang tua akan berusaha untuk memenuhinya. Tetapi kalau anak itu meminta barang yang tujuannya untuk dipakai kejahatan, pasti orang tua tidak akan memenuhinya. Dalam kondisi yang normal, jika kita meminta sesuatu yang baik, pasti akan diberikan atau paling tidak akan diusahakan. Apa yang mau kita minta kepada Tuhan dan apa tujuan kita meminta hal tersebut? Jika permintaan itu untuk kemuliaan Tuhan, pasti kita akan diberi. Tetapi kalau permintaan itu karena keegoisan kita dan berpotensi bisa membahayakan kita, Tuhan pasti tidak akan mengabulkannya.
Selama ini mungkin kita berpikir bahwa sepanjang kita melakukan apa yang benar di mata Tuhan, maka Tuhan pasti akan memberkati kita. Di dalam Ulangan 28:1 juga dinyatakan bahwa ketika kita melakukan perintah Tuhan dengan setia, maka semua berkat-berkat Tuhan akan menjadi milik kita. Itulah prinsip normatifnya. Tetapi kita harus ingat bahwa kita harus tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan serta firman-Nya harus tinggal di dalam kita. Ketika kita meminta sesuatu yang adalah kehendak Tuhan, maka tidak ada alasan bagi Tuhan untuk tidak memberikan apa yang kita minta.
Jika kita mau supaya doa kita didengar dan dijawab oleh Tuhan, maka mintalah sesuatu yang nantinya bisa dipakai untuk pelayanan kepada Tuhan. Contoh: Tuhan, berikan kepada saya kesehatan supaya saya bisa tetap kuat untuk melayani Engkau. Tuhan, berkatilah saya supaya berkat itu nanti bisa saya pakai untuk pelayanan serta pekerjaan-Mu di dunia ini. Tuhan tidak hanya mendengar apa yang kita ucapkan, tetapi Dia akan menilai ketulusan hati kita.
Ketika kita meminta kepada Tuhan, bukan berarti kita tidak percaya bahwa Tuhan itu tidak tahu apa yang kita perlukan. Tuhan jauh lebih tahu tentang keperluan kita. Tuhan ingin kita meminta karena itu menunjukkan bagaimana tingkatan hubungan kita dengan Tuhan. Dalam hal itulah Bapa di sorga dipermuliakan, yaitu jika kita berbuah banyak. Dengan demikian, kita juga disebut sebagai murid-murid Yesus Kristus.
Views: 40