Jelajah PB 357 (Yohanes 12:12-22)

Tuhan Yesus memasuki kota Yerusalem. Kisah ini ditulis di dalam semua Injil. Tuhan Yesus memasuki kota Yerusalem dengan menunggangi seekor keledai muda. Peristiwa ini sudah dinubuatkan sebelumnya di dalam kitab Zakharia 9:9. Tuhan Yesus sedang menggenapi apa yang sudah dinubuatkan dan ditulis di dalam kitab Zakharia, sekitar empat ratus tahun sebelum peristiwa ini terjadi.
 
Saat ini terjadi perdebatan di antara orang-orang Yahudi yang pada saat itu tidak menerima Yesus sebagai Mesias. Sampai saat ini mereka sedang menunggu Mesias datang. Tetapi saat ini tidak mungkin Mesias masuk ke kota Yerusalem dengan menunggangi keledai muda. Semua jalan menuju kota Yerusalem sudah bagus dan jalan itu diperuntukkan untuk kendaraan, bukan untuk keledai muda. Inilah akibatnya ketika orang Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias, padahal sudah sangat jelas bahwa Yesus menggenapi semua nubuatan tentang kedatangan Mesias.
 
Orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus, terutama orang-orang dari Betania yang telah menyaksikan mujizat Yesus terhadap Lazarus, mereka mengiringi-Nya dan berseru-seru: “ Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!” Orang-orang Farisi dan para imam yang mendengar itu semakin gusar. Mereka bukan ikut bersukacita, tetapi justru semakin iri kepada Yesus. Mereka memikirkan segi kedagingan dan keuntungan materi. Siapapun juga yang datang kepada Tuhan dengan pikiran jasmani, orang tersebut tidak akan mungkin menjadi murid Tuhan yang sejati. Mengikut Tuhan hanya untuk mendapatkan berkat duniawi adalah salah.
 
Hari-hari itu adalah menjelang hari raya Paskah. Di hari raya ini, laki-laki yang sudah berumur dua belas tahun sudah harus pergi ke Yerusalem. Pada saat itu mereka sudah mulai berangkat ke Yerusalem. Di antaranya ada juga beberapa orang Yunani. Ternyata dari bangsa-bangsa Yahudi, ada juga yang percaya kepada Yehova, Tuhan yang disembah oleh orang Yahudi. Tuhan memberikan kesempatan bagi bangsa-bangsa lain untuk masuk dalam persekutuan ini. Bangsa Israel bukanlah pewaris tunggal dari janji kedatangan Juruselamat. Bangsa Israel sebenarnya adalah sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran. Diharapkan, melalui bangsa Yahudi ini, kebenaran bisa disampaikan kepada bangsa-bangsa lain.
 
Karena itulah di Bait Allah dibuat pelataran yang seharusnya dipakai oleh bangsa-bangsa non-Yahudi untuk menyembah Tuhan. Tetapi ternyata pelataran itu justru dipakai untuk berdagang, sehingga orang-orang non-Yahudi terhalang untuk datang menyembah Tuhan. Itulah yang membuat Yesus marah kepada para penjual binatang-binatang korban tersebut.
 
Orang-orang Yunani ini ingin bertemu dengan Yesus. Mereka meminta bantuan kepada Filipus. Tuhan Yesus tidak segera bertemu dengan mereka. Sebelum Yesus ditolak oleh orang Yahudi, maka Yesus harus menggenapkan terlebih dahulu janji Tuhan kepada orang Yahudi. Ketika bangsa Yahudi sudah menolak Yesus, maka Yesus membuka pintu bagi orang-orang non-Yahudi untuk menjadi murid-Nya. Hal itu jelas terjadi ketika peristiwa turunnya Roh Kudus. Setelah itu, kesaksian tentang Yesus tersebar ke seluruh bumi. Saksi Kristus bukan lagi orang-orang Yahudi, tetapi gereja-gereja atau jemaat-jemaat yang berdiri di berbagai tempat. Jemaat itulah yang pada saat ini mendapatkan mandat untuk menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran, menggantikan bangsa Israel.

Views: 10

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top