Jelajah PB 356 (Yohanes 12:7-11)

Meskipun Yudas Iskariot berkomentar pedas dan mencoba untuk menghalangi orang lain mempersembahkan kepada Tuhan, tetapi Maria tetap melakukan apa yang dianggapnya baik. Maria sangat mengasihi Tuhan Yesus. Kasih Maria kepada Yesus bukanlah kasih eros, seperti yang diceritakan oleh buku-buku yang ditulis oleh orang-orang yang tidak percaya Yesus. Maria mengasihi Yesus karena Maria tahu persis bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dan telah dinubuatkan. Hal itu bisa diketahui dari perkataan mereka sebelum Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus. Selain itu, Maria dan saudara-saudaranya juga patut bersyukur kepada Tuhan Yesus, karena telah membangkitkan Lazarus dari antara orang mati. Tidak ternilai apa yang telah mereka dapatkan itu, sehingga mereka patut mengucap syukur atas semua itu.

Maria meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya. Bau minyak itu semerbak memenuhi seluruh rumah tersebut. Ketika Yudas Iskariot berkomentar, maka Yesus berkata bahwa Maria tidak boleh dilarang karena hal tersebut akan mengingatkan hari penguburan Yesus. Sedangkan orang-orang miskin akan selalu ada di mana-mana dan kapanpun, sedangkan Yesus sebagai manusia tidak akan selama-lamanya berada dekat mereka. Kesempatan untuk meminyaki Yesus hanya kesempatan sekali dan itu sudah diambil oleh Maria.

Jika ada kesempatan untuk melayani Tuhan, sebaiknya kita melakukan itu dengan sungguh-sungguh. Memang kesempatan sering ada, tetapi kesempatan yang penting tidak akan selalu datang. Ketika kita mengasihi Tuhan maka kita akan melakukan segala sesuatu untuk Tuhan tanpa bersungut-sungut, tetapi dengan ucapan syukur. Lebih baik tidak menunda-nunda kesempatan untuk melayani Tuhan. Semakin kita mengasihi Tuhan pasti di dalam hati kita akan muncul kerinduan untuk melayani Tuhan dengan sepenuh hati.

Ketika sejumlah orang Yahudi mendengar bahwa Yesus ada di Betania, serta Lazarus juga ada di sana, maka banyak orang Yahudi berdatangan. Mungkin mereka penasaran karena kabar tentang kebangkitan Lazarus pasti sangat menggemparkan orang-orang Yahudi, terutama mereka yang tinggal di Yerusalem, karena dekat dengan Betania. Bahkan para imam-imam kepala bermufakat untuk membunuh Lazarus juga. Karena peristiwa kebangkitan Lazarus, banyak orang Yahudi meninggalkan para imam tersebut dan lebih percaya kepada Yesus.

Para imam itu diliputi oleh iri hati serta kepentingan kehormatan dan jabatan, karena banyak orang Yahudi telah meninggalkan mereka dan tertarik untuk mengikut Yesus. Para imam kehilangan banyak pengikut. Para imam ini merancang kejahatan. Orang yang merancang kejahatan bukanlah keturunan Abraham, tetapi keturunan Iblis. Orang yang ada di pihak Tuhan akan selalu melakukan segala sesuatu dengan tulus dan benar tanpa menggunakan kekerasan.

Dari kisah ini, kita harus berhati-hati dengan hidup kita. Jika kita mengaku sebagai orang percaya, jangan pernah bermufakat jahat untuk orang lain. Jika kita melakukan pemufakatan jahat, berarti kita bukan anak Tuhan, bukan keturunan Abraham, tetapi keturunan Iblis. Anak Tuhan bisa menahan diri, bisa sabar dan tidak perlu menggunakan kekerasan. Kekerasan secara sementara mungkin bisa menampakkan diri bahwa dialah pemenangnya. Padahal mereka sudah kalah dengan diri sendiri karena tidak bisa mengendalikan diri.

Views: 13

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top