Jelajah PB 355 (Yohanes 12:1-6)

Mulai pasal 12 ini, Injil Yohanes menceritakan kisah Yesus enam hari menjelang hari Paskah orang Yahudi. Ini adalah kisah satu minggu terakhir dari kehidupan Yesus sebagai manusia di muka bumi, sebelum Dia disalibkan. Injil Matius ditulis lebih ditujukan untuk pembaca dari kalangan Yahudi. Injil Markus ditulis lebih ditujukan untuk pembaca dari kalangan orang-orang Romawi. Injil Lukas ditulis lebih ditujukan untuk pembaca dari kalangan orang-orang Yunani. Sedangkan Injil Yohanes ditulis lebih ditujukan untuk pembaca dari kalangan non-Yahudi. Karena itu Injil Yohanes menekankan tentang ke-Tuhan-an Yesus.

Enam hari sebelum Paskah, Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang telah dibangkitkan oleh Yesus dari antara orang mati. Yesus datang ke Betania untuk hadir dalam perjamuan. Di dalam Injil Matius, perjamuan itu dilaksanakan oleh seorang Farisi yang bernama Simon (si kusta). Tuhan Yesus telah menyembuhkan Simon dari penyakit kusta, sehingga dia adalah salah seorang yang patut bersyukur kepada Tuhan Yesus. Ketika dia mendengar bahwa Yesus berada di Betania, maka dia membuat pesta perjamuan untuk Yesus.

Di dalam pesta tersebut, Marta ikut melayani di situ. Kelihatannya Marta adalah seorang perempuan yang baik sekali dan rajin. Lazarus juga di situ dan ikut perjamuan juga. Pada saat itu Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya. Pada saat itu Yudas Iskariot memperkirakan bahwa harga minyak tersebut adalah tiga ratus dinar. Sedangkan pada waktu itu upah sehari adalah satu dinar. Jadi harga minyak tersebut sama dengan penghasilan seorang pekerja selama tiga ratus hari. Biasanya para perempuan Yahudi mengumpulkan uang untuk membeli minyak ini sebagai persiapan pernikahan mereka. Yudas Iskariot yang mata duitan mengukur segala sesuatu dengan uang.

Saat ini, banyak juga orang-orang Kristen yang terjebak untuk mengukur segala sesuatu dengan uang. Bahkan seringkali gereja serta pelayanan juga diukur dengan uang. Kebenaran tidak bisa diukur dari uang, tidak bisa juga diukur dari jumlah orang yang mengikuti pengajaran tersebut. Selama tiga setengah tahun Tuhan Yesus melayani di dunia ini, pengikut-Nya tidak banyak. Sampai di Kisah Para Rasul 1, hanya 120 orang yang tercatat mengikut Yesus dan menjadi murid-Nya, padahal pada waktu itu Yesus sudah banyak mengadakan tanda dan mujizat. Orang-orang Yerusalem tidak banyak yang percaya kepada Dia, padahal pelayanan-Nya hampir tidak ada istirahat. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa tidak banyak yang mencari kebenaran.

Yang sudah mengikuti kebenaran pun masih mendapatkan banyak tantangan. Salah satunya adalah Simon (si kusta) ini. Dia sudah disembuhkan oleh Tuhan, tetapi dia juga masih ragu-ragu untuk percaya dengan Yesus sepenuhnya. Apalagi dia dari kalangan orang Farisi, sehingga dia pun mendapatkan tantangan dari teman-temannya. Hampir semua orang Farisi tidak suka dengan Yesus, sementara Simon (si kusta) sudah disembuhkan oleh Tuhan Yesus dari penyakit kustanya.

Tipe orang seperti Yudas Iskariot yang mengukur segala sesuatu dengan uang bisa menghalangi orang lain untuk percaya kepada Tuhan. Dia sendiri pelit, tidak mau mempersembahkan kepada Tuhan, tetapi suka berkomentar terhadap orang-orang yang mempersembahkan kepada Tuhan, yang mau mengasihi Tuhan. Orang lain menjadi kecewa dan kepahitan terhadap komentar-komentar yang demikian.

Views: 9

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top