Buta Sejak Lahir (Jelajah PB 340)

Yohanes 9:1-3

Ini adalah pasal yang cukup menarik, yaitu mengenai orang yang dilahirkan dengan kondisi tidak melihat (buta sejak lahir). Pada saat Yesus sedang lewat, Dia melihat ada seorang yang buta sejak lahir. Pada saat itulah para murid bertanya, siapakah sebenarnya yang bersalah atas kelahiran anak yang malang tersebut. Ini adalah pengertian umum yang biasanya ada pada orang-orang yang menyukai sesuatu yang mistis. Ada juga pihak Kristen yang menganggap bahwa kejadian seperti ini adalah dosa dari orang tuanya, sehingga keluarga itu juga perlu dilayani secara mistis.

Saat itu, Tuhan Yesus ingin mengajarkan sesuatu yang penting melalui anak tersebut. Yesus berkata bahwa yang bersalah bukan anak tersebut, juga bukan orang tuanya. Tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Tuhan yang harus dinyatakan di dalam dia. Kita tidak bisa mengambil kesimpulan terhadap sesuatu yang kita sendiri tidak tahu secara pasti. Tuhan seharusnya dimuliakan melalui keadaan apapun juga, baik keadaan malang maupun keadaan sukacita. Melalui anak tersebut, Tuhan dimuliakan dan Injil diberitakan kepada orang-orang yang ada di situ. Melalui anak tersebut, orang-orang di situ mengenal Yesus Kristus. Pekerjaan Tuhan dinyatakan melalui anak tersebut. Anak itu bisa sembuh dan menyaksikan kesembuhannya, itu adalah kasih karunia dari Tuhan.

Memang kondisi anak itu sungguh beruntung, karena Yesus lewat di situ dan akhirnya menyembuhkan dia. Bagaimana dengan orang-orang yang mengalami kekurangan sejak lahir dan tidak dapat disembuhkan sampai sekarang? Apakah ada pekerjaan Tuhan yang dinyatakan? Di dunia ini, ternyata ada orang-orang yang hidup dalam kekurangan mereka secara fisik, tetapi mereka bisa memuliakan Tuhan melalui hidup mereka. Kisah yang menarik terjadi terhadap seseorang yang bernama Fanny Crosby. Dia lahir dari orang tua tidak mampu. Pada usia enam minggu, ia terkena flu dan matanya mengalai peradangan. Ketika dibawa ke dokter, justru terjadi malpraktik yang menyebabkan dia buta. Tentu tidak mudah untuk hidup seperti itu. Tetapi dia bisa mengarang sekitar delapan ribu lagu rohani. Beberapa lagu tersebut masih dinyanyikan di beberapa gereja pada saat ini.

Dia percaya kepada Tuhan dan sangat mengasihi Tuhan. Dia tidak mempermasalahkan matanya yang buta. Di masa tuanya, ada kesempatan untuk bisa mengoperasi dan menyembuhkan matanya, karena bidang kedokteran semakin maju. Banyak orang siap membantu, supaya Fanny Crosby ini bisa melihat. Dia mempunyai banyak teman baik yang siap membantunya. Tetapi dia menolak semua niat baik dari orang-orang tersebut. Dia memiliki keinginan, ketika matanya bisa melihat, yang pertama ingin dia lihat adalah Yesus Kristen, yang menjadi Juruselamatnya.

Meskipun dia tidak melihat sampai akhir hidupnya, tetapi pekerjaan-pekerjaan Tuhan juga dinyatakan melalui Fanny Crosby. Tentu masih banyak cerita atau kisah dari orang-orang lain yang memiliki kekurangan secara fisik, tetapi mereka tetap memuliakan Tuhan dan tidak kecewa dengan keadaannya. Jika mereka bisa memuliakan Tuhan dari kekurangan mereka, seharusnya kita bisa belajar untuk memuliakan Tuhan melalui kehidupan kita. Apalagi kehidupan kita jauh lebih beruntung daripada orang-orang lain yang berkekurangan. Jika hari-hari ini banyak jenis penyakit, bukan berarti itu adalah kutukan. Mungkin ada juga yang berkekurangan secara ekonomi, kita tidak bisa menganggapnya itu sebagai kutukan atau tidak diberkati oleh Tuhan. Orang-orang yang berkekurangan bisa tetap memuliakan Tuhan melalui ucapan syukur mereka.

Views: 20

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top