Jelajah PB 262 (Lukas 17:20-23)

Orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus, kapan kerajaan Allah akan datang. Tuhan Yesus menjawab bahwa kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Kerajaan Allah adalah lingkup kekuasaan Allah, yaitu lingkup rohani atau perkara rohani. Kita perlu mencermati beberapa istilah yang dipakai di dalam Alkitab. Ketika Alkitab menggunakan istilah Kerajaan Sorga, yang ditunjuk itu adalah lokasi atau tempat, yaitu Sorga. Ketika Tuhan mengatakan Kerajaan Sorga akan datang, maka Sorga itu akan turun ke bumi, sehingga dalam doa yang diajarkan Tuhan Yesus ada kalimat “di bumi seperti di sorga.” Ini lebih menggambarkan pada saat terjadi kerajaan seribu tahun, itulah kerajaan sorga yang turun ke bumi. Raja yang di sorga turun untuk memerintah di bumi. Sedangkan Kerajaan Allah dipakai untuk lingkup rohani, ketika Tuhan diterima sebagai Raja.

Ketika Tuhan Yesus berbicara dengan Nikodemus di Yohanes 3, Tuhan Yesus menggunakan istilah Kerajaan Allah. Ketika orang ingin melihat Kerajaan Allah, maka dia harus lahir baru secara rohani. Nikodemus harus bertobat dan percaya kepada Yesus, supaya Roh Kudus bisa masuk ke dalam hatinya, menerangi hidupnya dan dia bisa menikmati kerajaan Allah. Hanya manusia rohani yang dapat memahami perkara rohani dan hidup di dalam hidup rohani.

Pada waktu itu, kerajaan Allah sedang di antara mereka. Raja di atas segala raja sedang ada di bumi. Tetapi mereka tidak bisa merasakannya, karena mereka mencari hal-hal yang lahiriah. Seharusnya mereka pada zaman itu menjadi orang yang sangat berbahagia, karena memiliki kesempatan untuk melihat dan merasakan kerajaan Allah. Pada saat penganiayaan besar selama tujuh tahun, orang-orang Yahudi yang sudah bertobat akan sangat merindukan Mesias datang. Sebenarnya, sampai pada saat ini orang Yahudi juga sangat merindukan kedatangan Mesias. Mesias yang telah datang pada zaman dulu, tidak diakuinya bahkan disalibkan oleh mereka. Pada saat mereka merindukan kedatangan Mesias tersebut, Iblis akan memanfaatkan kesempatan itu. Iblis itu akan berkata bahwa Mesias ada di sana atau Mesias ada di sini.

Jika ada orang yang berkata bahwa Yesus tadi malam menemui dia dan berbicara dengan dia, seharusnya kita tidak percaya. Orang tersebut telah dipakai oleh Iblis untuk menyesatkan orang lain. Alkitab sendiri melarang kita untuk percaya dengan orang-orang yang berkata demikian. Mereka adalah para pembohong yang berkedok rohani. Artinya, siapapun juga yang berkata bahwa mereka bertemu dengan Yesus, baik di dalam dunia nyata maupun di dalam mimpi, kita tidak boleh percaya kepada mereka. Orang-orang semacam ini yang kemudian Tuhan Yesus akan berkata, “enyahlah kamu sekalian pembuat kejahatan.” Tuhan Yesus tidak mengenal mereka dan mengusir mereka.

Ini adalah peringatan Tuhan Yesus yang hendak mengatakan bahwa kita tidak boleh percaya jika ada orang yang bertemu dengan Tuhan Yesus. Rasul Paulus adalah orang yang paling akhir yang bisa melihat Mesias (1 Kor 15:8). Baru pada saat sangkakala berbunyi dan pengangkatan, pada waktu itulah orang-orang percaya menyongsong Tuhan Yesus di angkasa. Pada periode ini, antara zaman Rasul Paulus sampai masa pengangkatan, tidak ada orang lagi yang bisa melihat Yesus. Jika ada orang, meskipun dia adalah rohaniwan sekalipun, mereka bercerita bahwa mereka melihat Yesus, bahkan bisa berbicara dengan Yesus, jangan kita percaya. Kalau kita percaya kepada perkataan orang tersebut, itu sama artinya bahwa kita tidak percaya kepada Alkitab yang sudah tertulis. Kita sedang tidak percaya dengan perkataan Tuhan Yesus sendiri.

Views: 8

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top