Jelajah PB 246 (Lukas 14:12-24)

Siapa yang harus kita undang tergantung dari kita sendiri, mau menerima apa dari orang yang kita undang tersebut. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang biasanya akan menerima balik apa yang pernah kita berikan. Apa yang manusia lakukan di dunia ini sangat tergantung dengan konsep keselamatan dan kekekalan.

Jika kita percaya bahwa setelah kematian ada kekekalan, maka dia akan mengerjakan segala sesuatu ditujukan untuk Tuhan. Karena Tuhan sendiri sudah berjanji bahwa semua yang dilakukan di dunia ini akan dihitung kembali kemudian. Ada hadiah atau mahkota yang akan diberikan ketika kita mengerjakan sesuatu di dunia ini. Jika kita percaya ada sorga dan neraka setelah kematian, maka hidup kita akan lebih teratur dibandingkan mereka yang tidak percaya ada sorga dan neraka setelah kematian. Jadi, apa yang kita lakukan saat ini akan sangat tergantung dari iman kita.

Jika kita mengundang orang-orang kaya di dalam perjamuan, maka suatu saat nanti kita akan mendapat balasan dari orang tersebut, karena orang tersebut memang mampu membalasnya. Bahkan pembalasannya bisa berkali lipat daripada apa yang pernah kita berikan kepada mereka. Tetapi jika dalam perjamuan tersebut kita mengundang orang miskin atau orang yang secara ekonomi lebih susah daripada kita, maka mereka akan lebih susah untuk membalas perbuatan kita. Ketika mereka tidak bisa membalas kebaikan kita, maka kita akan mendapatkan balas pada hari kebangkitan orang-orang benar.

Yang menjadi persoalan adalah, apakah semua orang percaya dengan kekekalan. Jika orang tersebut tidak percaya dengan kekekalan, pasti dia akan mengejar balasan duniawi dari manusia, pada saat masih hidup. Jika kita percaya, marilah kita menabung harta kita dalam kekekalan.

Pada saat Tuhan Yesus mengajarkan hal tersebut, ada seorang tamu yang berkata, “Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah.” Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Tuhan Yesus memberikan satu perumpamaan lagi. Dalam perumpamaan tersebut Yesus sedang menyindir orang-orang Yahudi. Mereka sebenarnya adalah orang yang diundang dalam perjamuan itu. Tetapi mereka tidak mau datang, banyak alasan. Karena itulah, undangan tersebut kemudian dialihkan kepada bangsa-bangsa selain Yahudi.

Awalnya seluruh bangsa non-Yahudi adalah bangsa penyembah berhala. Kita sebenarnya adalah keturunan orang-orang yang memusuhi Tuhan. Tetapi oleh kasih karunia Tuhan, kita diselamatkan. Perjamuan itu sendiri bukan perjamuan di sorga. Ini adalah perjamuan yang diselenggarakan oleh Anak Allah di bumi ini. Pada awalnya kerajaan Daud (kerajaan seribu tahun) akan didirikan, tetapi ternyata mereka tidak mau datang. Mereka tidak mau mengakui dan menerima bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan. Karena itu perjamuan ini akhirnya menggambarkan jemaat saat ini.

Jemaat setiap minggu menyelenggarakan pesta rohani, yaitu kebaktian di hari Minggu. Di hari Minggu, jemaat datang ke gereja untuk menikmati makanan rohani, yaitu firman Tuhan. Semua orang diundang untuk hadir di sana. Tetapi, selalu ada alasan untuk tidak hadir dalam pesta rohani tersebut, dalam kebaktian tersebut. Biasanya, orang-orang yang tidak mempunyai sesuatu yang bisa dibanggakan, orang tersebut lebih mudah untuk menerima Injil. Itu juga yang membuat Yesus pernah berkata bahwa orang kaya sulit masuk sorga, seperti onta yang masuk ke dalam lobang jarum.

Views: 4

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top