Yesus mengajarkan kepada kita untuk berdoa dan meminta sesuatu yang kita perlukan, seperti makanan kita tiap-tiap hari. Dia tidak mengajarkan kepada kita meminta sesuatu yang diluar keperluan kita, atau sesuatu yang mewah-mewah yang kita sendiri mungkin tidak bisa merawat, menikmati dan mengelolanya. Kita mungkin juga bisa bekerja untuk mengusahakan semua itu, tetapi jika tidak hati-hati akan terjebak kepada kesombongan diri dan tidak lagi mengandalkan Tuhan. Jangan sampai doa kita berisi sesuatu yang menggambarkan karakter kita yang tidak beres, antara lain: kesombongan, ketamakan, keegoisan, dll.
Di ayat 9-10, Tuhan memberikan gambaran umum bahwa orang yang meminta akan diberi, orang yang mengetok pintu akan dibukakan dan orang yang mencari akan mendapatkan. Bahkan Tuhan juga memberi perintah untuk meminta, mencari dan mengetok. Ini adalah bentuk perhatian dan kasih Tuhan kepada umat-Nya. Tuhan tidak akan pernah meninggalkan umat-Nya dalam kesendirian dan kekurangan. Dia menyediakan sesuatu yang kita perlukan. Karena itu, bagi orang percaya, tidak ada lagi yang perlu ditakutkan dan dikhawatirkan di dunia ini. Bukan berarti kita hanya meminta tanpa mengusahakannya.
Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, yang diberikan hikmat dan akal budi, kita harus menggunakan semuanya itu, semua potensi yang ada pada kita untuk menghasilkan sesuatu. Kita harus bekerja dengan giat. Tetapi dalam bekerja dan berusaha itu, kita harus mengandalkan Tuhan. Ada banyak orang yang bekerja dengan giat tanpa mengandalkan Tuhan, akhirnya mereka jatuh kepada kesombongan. Orang kaya yang sukar masuk sorga adalah orang kaya yang mengandalkan dirinya sendiri. Dia merasa kuat dan hebat, merasa bahwa semua yang ia dapat itu karena hasil usahanya, bukan karena Tuhan.
Di ayat selanjutnya, Tuhan Yesus kembali memberikan contoh bahwa permintaan itu akan dikabulkan sesuai dengan permintaannya. Hubungan yang digambarkan adalah hubungan bapa dengan anak, hubungan yang sangat dekat dalam situasi hubungan sosial dalam masyarakat. Jika seorang anak meminta sesuatu kepada bapanya, maka bapanya akan mengabulkannya. Jika tidak bisa mengabulkannya, paling tidak dia akan mengusahakannya. Yang diusahakan dan yang diberikan adalah yang terbaik, seusai dengan permintaan anaknya dan sesuai dengan kemampuan dari anak tersebut untuk mempergunakan dan mengelola apa yang diminta tersebut.
Tuhan Yesus juga membandingkan kembali mengenai bapa yang jahat dengan Bapa di sorga. Bapa yang jahat saja tahu memberikan yang terbaik bagi anaknya, apalagi Bapa di sorga. Ada hal yang penting yang pada saat itu, saat para murid, yang harus mereka minta, yaitu Roh Kudus. Pada saat itu Roh Kudus belum dicurahkan ke atas mereka, Roh Kudus belum diutus untuk menggantikan Yesus bekerja di sorga. Itu sebenarnya adalah permintaan terpenting yang harus mereka minta, dibandingkan dengan permintaan-permintaan yang bersifat kebutuhan jasmani.
Roh Kudus sudah dijanjikan (Yehezkiel 36:26-27) tetapi belum diturunkan. Yohanes Pembaptis juga pernah berkata bahwa dia membaptis dengan air, tetapi Dia yang akan datang akan membaptis ke dalam Roh Kudus. Itulah yang akan diberikan kepada manusia. Ketika kita mendapatkan Roh Kudus, itu berarti lebih daripada mendapatkan dunia ini. Dengan demikian kita berada di dalam keselamatan, karena Roh Tuhan tinggal di dalam diri kita.
Views: 615