Jelajah PB 226 (Lukas 10:25-37)

Pada suatu saat ada seorang ahli Taurat datang kepada Yesus dan ingin mencobai Yesus. Dia bertanya apa yang harus ia perbuat untuk memperoleh kehidupan yang kekal. Jika dilihat secara sekilas, sepertinya ahli Taurat ini sangat rohani sekali. Tetapi sebenarnya tidak di dalam hatinya. Ketika Tuhan Yesus bertanya mengenai isi dari hukum Taurat, orang itu bisa menjelaskannya dengan baik dan lancar. Sepertinya ahli Taurat ini juga mendengar pengajaran Yesus mengenai ringkasan dari hukum Taurat. Ketika Tuhan Yesus mendengar jawaban dari ahli Taurat itu, Tuhan Yesus membenarkan jawaban tersebut. Yesus menegaskan supaya ahli Taurat itu berbuat seperti yang sudah dikatakannya, supaya dia bisa hidup.

Tetapi, untuk membenarkan dirinya, ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus mengenai sesama manusia yang harus dikasihi seperti diri sendiri. Tidak mudah memang untuk melakukan hal ini. Ketika kita hidup pada saat ini, seringkali kita tidak bisa dengan mudah percaya orang. Ada banyak kemungkinan bisa terjadi, karena pada kecenderungannya orang akan sulit mengasihi orang lain. Orang lebih sering menyakiti dan melukai orang lain. Mereka cenderung lebih mengasihi diri sendiri serta cari aman. Sehingga mereka tidak akan bisa mempedulikan orang lain seperti mempedulikan diri sendiri.

Dunia begitu menakutkan dan tidak enak untuk ditempati atau ditinggali lagi. Untuk mendapatkan rasa aman, orang-orang akan membangun pagar yang tinggi untuk melindungi rumah dan harta bendanya. Ini semua terjadi karena manusia tidak bisa saling mempercayai, tidak bisa saling memperhatikan dan tidak bisa saling mengasihi satu sama lain. Banyak orang yang tidak mau mengikuti pengajaran Yesus Kristus untuk mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Seandainya setiap orang mau mengikuti apa yang Tuhan Yesus telah ajarkan, maka dunia ini akan menjadi dunia yang aman dan tenteram. Dunia yang bisa dinikmati dengan baik. Mungkin kita tidak perlu membangun pagar dan tidak perlu polisi, karena semuanya berjalan dengan baik dan aman.

Ajaran-ajaran yang ada pada saat ini adalah ajaran untuk balas dendam, untuk membenci orang, untuk menyakiti orang. Jika orang-orang melakukan kejahatan tersebut, sepertinya mereka merasa puas, merasa kuat dan merasa berkuasa. Itulah yang menyebabkan dunia tempat tinggal kita saat ini menjadi tempat yang tidak damai.

Untuk menjawab pertanyaan ahli Taurat itu, Yesus menceritakan sebuah kisah orang Yahudi yang pergi dari Yerusalem menuju ke Yeriko. Pada saat dalam perjalanan orang tersebut dirampok habis-habisan. Bukan hanya hartanya yang dirampok, tetapi orang tersebut juga mengalami penganiayaan yang hebat. Lewatlah di situ seorang Imam, lalu orang Lewi, tetapi mereka tidak menolongnya. Kemudian lewatlah orang Samaria, dan dia tergerak oleh belas kasihan. Orang Samaria itu menolong orang yang dirampok tersebut, membalut luka dan membawa ke penginapan. Dia juga meninggalkan uang supaya orang di penginapan tersebut bisa merawat orang yang dirampok itu.

Tuhan sengaja menceritakan orang Samaria yang murah hati ini karena para ahli Taurat sebenarnya sangat benci dengan orang Samaria. Orang Samaria adalah orang yang dituduh oleh bangsa Yahudi sebagai orang yang tidak asli Yahudi. Ketika Tuhan Yesus bertanya tentang pendapat ahli Taurat itu terhadap kisah yang diceritakan oleh Tuhan Yesus, maka ahli Taurat itu berkata bahwa orang Samarialah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun tersebut. Setelah itu Tuhan Yesus berkata kepada ahli Taurat itu supaya berbuat demikian.

Views: 1

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top