Jelajah PB 196 (Lukas 6:17-26)

Tuhan Yesus pergi ke berbagai tempat untuk mengajar. Selalu saja sejumlah besar orang berkumpul untuk mau mendengarkan pengajaran Yesus. Pada saat itu tercatat berkumpul sejumlah besar murid-murid Tuhan Yesus serta orang-orang dari berbagai tempat, dari seluruh Yudea, dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Hampir di semua tempat, Tuhan Yesus selalu membuktikan bahwa diri-Nya adalah Mesias, dengan cara menyembuhkan orang yang sakit dan membebaskan orang yang kerasukan roh jahat.

Ucapan berbahagia yang tertulis di dalam kitab Lukas ini lebih pendek daripada yang dicatat oleh Matius. Lukas lebih melihat dari dua sisi, yaitu ada berbahagia dan ada celaka. Orang yang miskin patut berbahagia karena diberikan janji sebagai yang empunya Kerajaan Allah. Orang yang lapar, Tuhan juga akan memberikan janji bahwa dia akan dipuaskan, karena itu juga harus berbahagia. Jika pada saat itu menangis, maka Tuhan juga memberikan pengharapan bahwa nanti akan tertawa. Ada saat-saatnya orang percaya dibenci karena percaya kepada Yesus Kristus. Hal tersebut sudah terjadi sejak zaman rasul dan bahkan sampai sekarang. Mereka mengucilkan, mencela dan menolak orang-orang percaya. Meskipun demikian, Tuhan Yesus berkata supaya orang-orang percaya tetap bersukacita dan bergembira meskipun mengalami tekanan sedemikian rupa. Tekanan orang percaya bukan karena berbuat jahat, tetapi mereka ditekan oleh orang-orang jahat, orang yang tidak atau belum percaya kepada Yesus Kristus. Orang yang belum percaya kepada Yesus Kristus adalah anak-anak Iblis, sehingga mereka juga mempunyai perilaku yang seperti Iblis. Jika orang percaya tetap bertahan mengalami tekanan karena nama Yesus, maka Yesus menjanjikan upah yang besar di sorga. Jika kita sampai menghadapi tekanan yang seperti itu, posisi kita hampir sama seperti nabi, karena para nabi pada zaman dulu pun diperlakukan sama.

Tuhan Yesus, selain memberikan pengharapan juga memberikan peringatan. Yesus mencela orang yang kaya, karena biasanya orang kaya akan lebih mementingkan kekayaannya. Harta menjadi fokus hidupnya, sehingga melupakan Tuhan. Bukan berarti orang percaya tidak boleh kaya. Ada juga orang kaya yang percaya Tuhan dan memakai harta kekayaannya untuk memuliakan nama Tuhan, untuk membantu memperluas pemberitaan Injil, untuk mendukung pelayanan Kristus. Orang kaya yang mengasihi Tuhan tidak akan terlihat kaya, karena pekerjaan Tuhan di dunia ini membutuhkan dana yang sangat besar. Orang kaya yang mengasihi Tuhan akan lebih fokus kepada pelayanan yang dia lakukan daripada fokus kepada hartanya.

Orang yang kenyang atau tertawa, yang disebutkan, mungkin mereka tidak memahami akan apa yang terjadi di masa yang akan datang. Tuhan juga memperingatkan kita jika semua orang memuji kita. Hal tersebut juga terjadi di zaman nenek moyang orang Yahudi, mereka memuji orang-orang tertentu yang ternyata adalah nabi-nabi palsu. Nabi-nabi yang benar akan memperkatakan kebenaran. Sedangkan mereka selalu di utus kepada orang-orang yang sedang dalam kegelapan, orang-orang yang sedang melanggar perintah Tuhan. Ketika nabi itu memberitakan kebenaran, pastinya banyak orang yang sedang dalam kegelapan itu benci kepada nabi karena ditegor. Tetapi, jika ada orang-orang yang justru tidak menegor malah mendukung perbuatan yang tidak baik, itulah yang dipuji. Itulah yang dianggap teman oleh mereka. Mereka tidak memberitakan kebenaran, tetapi memberitakan hal-hal yang menyenangkan tetapi di dalam dosa. Mereka itulah yang disebut dengan nabi-nabi palsu.

Views: 19

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top