Jelajah PB 190 (Lukas 5:8-11)

Simon Petrus berlutut di hadapan Tuhan dan meminta supaya Yesus pergi dari padanya. Simon Petrus menyadari bahwa dirinya berdosa sedangkan Yesus maha suci. Menyadari tentang hal itu, Simon Petrus takut kepada Tuhan, dia merasa tidak layak di hadapan Tuhan Yesus. Sebenarnya Simon Petrus sendiri tidak sungguh-sungguh ingin berpisah dengan Tuhan Yesus, tetapi dia merasa layak terpisah dengan Yesus Kristus.

Tetapi ternyata Tuhan Yesus tidak pergi, seperti apa yang diminta oleh Simon Petrus. Justru Tuhan Yesus memberi perintah kepada Simon supaya menjadi penjala manusia. Seharusnya, Yesus yang maha suci itu berhak untuk mengusir atau meninggalkan orang berdosa. Tetapi ternyata Tuhan Yesus tidak melakukan itu. Bahkan sebaliknya, Yesus justru memanggil manusia yang berdosa itu untuk dipakai bagi kemuliaan Tuhan. Hal itu menunjukkan betapa kasih Yesus sangat besar kepada manusia berdosa. Simon Petrus bukan imam, bukan ahli Taurat, tetapi dipakai oleh Tuhan.

Manusia sangat jauh lebih mahal daripada ikan. Manusia sangat bernilai di hadapan Tuhan. Karena itulah perlu orang-orang yang siap untuk menjala manusia, untuk memberitakan Injil, untuk memberi kesaksian tentang Yesus Kristus dan tentang keselamatan. Tuhan mau supaya Simon menjadi pengikut-Nya. Tuhan akan mendidik Simon Petrus, kemudian mengutusnya untuk memberitakan Injil supaya orang-orang bisa percaya kepada Tuhan dan diselamatkan.

Tuhan juga ingin kita, yang pada hari ini membaca renungan ini, jika kita sudah sungguh-sungguh bertobat dan percaya Yesus, maka Tuhan mau supaya kita juga menjadi penjala manusia. Supaya kita menjadi pemberita-pemberita Injil, supaya kita menjadi saksi bagi Tuhan Yesus Kristus kepada sesama kita. Tuhan mau kita menjadi murid-Nya dan melayani Dia, karena apa yang kita lakukan lebih bernilai, yaitu memberitakan kabar keselamatan.

Peristiwa itu membuat Simon dan teman-temannya berubah drastis. Peristiwa yang tidak masuk akal itu membawa Simon memutuskan untuk menjadi murid Yesus . Dia tidak menunda untuk mengikut Yesus. Dia melakukannya pada saat itu juga dan meninggalkan segala sesuatu yang ia punya. Ini bukan keputusan mudah bagi orang yang tidak mengerti posisi Simon Petrus pada saat itu.

Yesus memberikan kesuksesan jasmani dalam sekejap mata kepada Petrus. Petrus pada saat itu menjadi orang yang mendadak kaya, ketika dia mau untuk menjual semua ikan yang sangat banyak itu. Tetapi dia tidak melakukan itu semua, justru meninggalkan itu semua. Simon Petrus telah melihat kuasa dan kebesaran Tuhan, sehingga ia justru tidak terpengaruh dan terpana dengan harta duniawi itu. Sebaliknya, Simon Petrus lebih tertarik dengan pribadi Yesus. Simon Petrus tertarik dengan pengajaran Yesus, sehingga ia meninggalkan semua harga jasmaninya dan mengikut Yesus kemudian melayani-Nya.

Hari-hari ini yang terjadi justru sebaliknya. Kebanyakan orang pada waktu mendapatkan kesuksesan jasmani malah mendewakan kesuksesan tersebut. Mereka terikat dengan kesuksesan tersebut yang menyebabkan mereka meninggalkan Tuhan sertai tidak mau mengikut Tuhan dengan sungguh-sungguh. Di manakah posisi kita saat ini ketika kita menghadapi peristiwa yang mirip dengan apa yang dialamai oleh Simon Petrus?

Views: 20

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top