Jelajah PB 177 (Lukas 2:8-20)

Pada waktu itu, gembala-gembala sedang tinggal di padang untuk menggembalakan domba mereka. Biasanya mereka harus di padang untuk beberapa waktu lamanya sambil menjaga domba mereka. Pada waktu itu berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka. Gembala-gembala itu ketakutan karena kemuliaan Tuhan meliputi mereka. Tetapi malaikat tersebut berkata kepada para gembala supaya mereka tidak takut. Malaikat itu memberitakan bahwa ada kesukaan besar yang dia sampaikan bagi seluruh bangsa. Juruselamat yang selama ini dinantikan oleh mereka telah lahir, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Malaikat itu memberikan tanda bahwa bayi Juruselamat tersebut dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan di dalam palungan.

Istilah palungan bukanlah istilah yang asing bagi para gembala. Mereka pasti sangat mengenalnya, karena itu adalah tempat makan ternak. Tentu tidak sulit bagi para gembala untuk mencari tempat itu. Mereka pasti sudah sangat kenal dengan tempat itu. Atau bahkan bisa jadi bahwa Yesus lahir di tempat di mana para gembala itu biasanya mengandangkan ternak-ternak mereka.

Setelah malaikat itu memberitahukan tentang berita sukacita besar itu, maka tampaklah bersama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara sorga yang memuji Tuhan. Mereka memujikan “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Jika sang Raja Damai sudah datang, mengapa saat ini sepertinya tidak ada damai di bumi ini? Hal itu terjadi karena mereka tidak mau menerima Raja Damai itu. Justru mereka menerima penjahat besar dan memilihnya, yaitu Barabas.

Ketika malaikat-malaikat itu meninggalkan mereka, maka para gembala segera berangkat menuju Betlehem. Mereka menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Mereka juga bercerita tentang apa yang mereka alami di padang pada saat mereka sedang menggembalakan ternak mereka. Semua orang yang mendengar cerita mereka menjadi heran dengan apa yang dikatakan oleh para gembala tersebut. Maria dan Yusuf mendengar semua cerita mereka dan menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya.

Peristiwa ini bukan peristiwa yang kebetulan. Peristiwa ini adalah rencana besar Tuhan atas penyelamatan manusia. Peristiwa ini menjadi awal bagi umat manusia untuk mendapatkan keselamatan yang sudah dijanjikan oleh Tuhan sejak lama, sejak manusia jatuh ke dalam dosa. Pasti ada banyak hal yang dipikirkan oleh Maria dengan semua peristiwa ini. Dia pasti juga merenungkan kembali bagaimana malaikat dulu pernah menemui dia dan mengatakan bahwa dia akan mengandung dari Roh Kudus. Dia mungkin juga merenungkan peristiwa bagaimana dia dan Yusuf datang ke Betlehem untuk menggenapi bahwa sang Mesias memang harus dilahirkan di Betlehem. Belum lagi cerita-cerita yang disampaikan oleh para gembala, semua ini saling berkaitan satu dengan yang lain.

Pada waktu itu Maria belum tahu dengan jelas apa yang akan terjadi selanjutnya, karena itu dia merenungkan semua peristiwa yang terjadi dan dikaitkan satu dengan yang lain. Mungkin juga terjadi kebingungan di dalam diri Maria. Karena itulah maka segala perkara yang terjadi dan yang diceritakan, di simpan di dalam hati dan direnungkan. Peristiwa itu seperti permainan puzzle, yang dikaitkan dan dipasangkan supaya bisa mengerti cerita dan kisah secara keseluruhan. Kita hari ini patut bersukacita dan berbahagia daripada orang-orang terdahulu, karena kita sudah bisa melihat keseluruhan dari rencana penyelamatan tersebut.

Views: 5

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top