Penulis Injil Lukas ini adalah Lukas. Dia adalah seorang tabib yang juga menulis kitab Kisah Para Rasul. Lukas menulis kitab ini untuk ditujukan kepada seseorang yang bernama Teofilus, yang disebut sebagai yang mulia. Kelihatannya Teofilus ini belum percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Karena itulah Teofilus dipanggil sebagai yang mulia. Setelah Teofilus percaya kepada Yesus, maka Lukas memberikan sambungan tulisannya yaitu Kisah Para Rasul. Karena itulah di dalam kitab Kisah Para Rasul Teofilus tidak lagi dipanggil sebagai yang mulia, karena statusnya sudah menjadi saudara di dalam Tuhan.
Jika dilihat dari isi kitab tersebut, jelas kelihatan bahwa ini tulisan dari orang bukan Yahudi. Lukas menyebut bangsa Yahudi, di Kis 19, menggunakan bahasa mereka, bukan bahasa dia. Ada beberapa bahasa yang menunjukkan bahwa Lukas sangat mengerti dengan dunia kesehatan pada waktu itu. Di dalam Kisah Para Rasul dijelaskan juga bahwa Lukas bergabung dengan misi Paulus ketika mereka sampai di Troas. Setelah itu, kitab Kisah Para Rasul dipenuhi dengan kata ganti orang ketiga, “kami”. Hal itu menandakan bahwa Lukas mulai ikut dalam perjalanan misi bersama Paulus.
Injil Lukas diperkirakan ditulis sebelum tahun 60-an, karena kitab Kisah Para Rasul ditulis sekitar tahun 60-an, pada saat Paulus sampai di Roma. Injil Lukas ini ditulis untuk meyakinkan Teofilus yang diperkirakan adalah orang Yunani. Injil Lukas juga menekankan banyak pekerjaan Roh Kudus. Juga menekankan kehidupan doa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus. Injil Lukas merupakan Injil yang terpanjang di antara Injil lainnya, bukan soal jumlah pasalnya tetapi soal jumlah kata-nya/isinya. Juga menekankan peran perempuan dalam pelayanan. Penulisannya cukup sistematis dan teratur.
Lukas sendiri bukan saksi mata dan bukan salah satu dari rasul. Tetapi Lukas sendiri menulis kitab ini berdasarkan informasi dari saksi mata, yaitu para rasul. Kemudian dia membukukan informasi yang dikumpulkannya itu secara teratur. Kitab ini ingin menegaskan kepada Teofilus bahwa semua yang pernah diajarkan kepada Teofilus adalah kebenaran. Bersyukur kepada Tuhan, karena semua pengajaran itu bersifat tertulis sehingga bisa sampai pada kita hari ini tanpa dikurang dan ditambah, sesuai dengan yang ditulis oleh para penulisnya.
Jika pengajaran tersebut bersifat lisan, maka pada saat ini kita tidak akan bisa mendengar atau membaca lagi pengajaran yang sesuai dengan awalnya. Kita seharusnya percaya bahwa Tuhan sudah menggerakkan Lukas, seorang Yunani, untuk menuliskan kisah ini. Kita tahu bahwa Tuhan juga memakai Matius yang adalah seorang Lewi yang bekerja sebagai pemungut cukai untuk menulis Injil juga. Tuhan juga memakai Markus yang bukan rasul untuk menulis injil Markus.
Tuhan memakai para rasul untuk memberi kesaksian tentang apa yang sudah terjadi, kehidupan dan pelayanan Yesus sejak lahir sampai kepada kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Sorga. Tuhan juga memakai orang-orang untuk menuliskan kesaksian tersebut, sehingga kesaksian dan pengajaran tersebut bisa dibaca dan dipelajari sampai saat ini. Penulisan tersebut dilakukan pada saat para rasul masih ada di dunia. Dengan demikian, maka semua yang ditulis oleh yang bukan rasul, yang beredar di jemaat pada waktu itu, sudah disetujui oleh para rasul. Karena itulah tulisan-tulisan itu bisa masuk ke dalam kanon Alkitab dan dihitung sebagai firman Tuhan yang diilhamkan oleh Tuhan.
Views: 42