Di ayat ini, hari Sabat kembali menjadi hal yang dipersoalkan oleh orang Yahudi, terutama orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka tetap ingin menjaga hari Sabat, padahal Tuhan atas hari Sabat sudah datang, yang disimbolkan sudah datang dan menggenapinya. Hari Sabat dijadikan Tuhan untuk membuat pola kerja manusia. Manusia bekerja selama enam hari dan pada hari ketujuh, manusia diberi kesempatan untuk beristirahat. Pada saat istirahat itu, manusia mempunyai banyak waktu untuk Tuhan, untuk diri sendiri dan untuk keluarga. Tuhan sengaja membuat pola ini, supaya manusia hidup dengan seimbang. Ketika Yesus datang, hari Sabat bukanlah ritual simbolik lagi. Bahkan pada saat ini, kita orang-orang Kristen sudah tidak lagi melakukan kebaktian di hari Sabat (Sabtu) tetapi di hari Minggu, yaitu hari pertama, sekaligus mengingat akan kebangkitan Yesus Kristus dari kematian.
Hari Sabat dipakai untuk menghormati Sang Pencipta. Tetapi, pada saat Sang Pencipta mengosongkan Diri-Nya dan menjadi sama dengan manusia, seharusnya manusia tidak lagi menghormati Tuhan melalui hari-hari tertentu, tetapi langsung menghormati Tuhan kapanpun dan dimanapun, menghormati dan menyembah Tuhan dengan hati.
Karena itu Yesus sengaja melakukan hal-hal yang bertentangan dengan aturan orang-orang Farisi tersebut. Sekali lagi, hari Sabat ada supaya pada saat Perjanjian Lama mereka bisa menghormati Tuhan. Tetapi, ketika Yesus datang, Tuhan sudah ada di depan mereka, mereka tidak perlu lagi menghormati Tuhan dengan hari Sabat, tetapi seharusnya menghormati Tuhannya, tanpa dibatasi oleh hari atau waktu.
Orang-orang yang tidak menyukai Yesus selalu mencari-cari kesalahan Yesus. Mereka tidak suka kepada Yesus, meskipun Yesus sendiri tidak pernah melakukan hal-hal buruk. Banyak orang yang sudah disembuhkan dan telah berubah hidup ketika Yesus datang dan mengajarkan tentang Kerajaan Allah. Demikian juga sekarang, orang-orang Kristen sering dibenci oleh orang lain, meskipun mereka tidak melakukan hal-hal yang buruk. Ada banyak orang Kristen yang melakukan kebaikan kepada sesama, tetapi tetap saja ada yang membenci dan tidak menyukai orang Kristen. Terkesan tidak adil, tetapi itulah yang sering terjadi dalam kehidupan di dunia ini.
Orang tidak suka kepada Yesus, tidak suka kepada orang Kristen, karena orang berdosa takut kepada terang. Orang yang berbuat kejahatan tidak suka didatangi oleh terang. Pencuri tidak suka dengan terang, mereka lebih nyaman untuk melakukan kejahatan ketika gelap. Sebaliknya, orang mencari kebenaran dan keadilan, mengharapkan terang supaya mereka dapat melihat dengan jelas apa yang ada di sekelilingnya. Itulah sebabnya ahli Taurat dan orang Farisi tidak suka kepada Yesus karena mereka munafik, perbuatan mereka ditelanjangi dengan pengajaran yang disampaikan oleh Yesus. Semua kemunafikan mereka diungkapkan, menjadi terang benderang di hadapan masyarakat. Itulah yang membuat mereka tidak suka dengan Yesus.
Bagi kita secara pribadi, jika ada orang-orang yang mengingatkan kita akan firman Tuhan, sebenarnya mereka sedang mengasihi kita. Mereka sedang menunjukkan kepada kita bahwa kita sedang berada di jalan yang salah. Jika ada orang yang menegor kita dengan firman Tuhan, alangkah baik untuk introspeksi diri, supaya ada kesempatan untuk kita memperbaiki diri jika memang kita benar-benar sedang berada di jalan yang sesat. Jangan pernah keraskan hati seperti orang Farisi dan ahli Taurat, karena itu akan merugikan diri kita, terutama secara rohani.
Views: 31