Jelajah PB 143 (Markus 12:13-17)

Selanjutnya Tuhan Yesus diperhadapkan dengan kasus-kasus yang sengaja diajukan dan dipertanyakan oleh orang-orang Yahudi kepada-Nya. Mereka sengaja melakukan itu untuk menjebak Yesus, sehingga ada alasan bagi mereka untuk membinasakan Tuhan Yesus. Mereka mencari cara untuk menghukum Yesus dan cara itu nantinya juga bisa diterima oleh pemerintah Romawi. Karena bangsa-bangsa jajahan, seperti bangsa Yahudi pada saat itu, tidak diperbolehkan untuk melaksanakan hukuman maksimal, yaitu hukuman mati. Jika mereka melaksanakan hukuman tersebut, harus seizin pemerintahan Romawi. Karena itulah maka mereka berusaha untuk mendapatkan cara dan dakwaan yang bisa menjerat hukuman mati untuk Yesus. Jika mereka bisa menjebak Yesus, sehingga Yesus mengeluarkan kata-kata yang menentang pemerintahan Roma, maka Yesus bisa dianggap sebagai pemberontak dan bisa mendapatkan hukuman maksimal, yaitu hukuman mati.

Pertama-tama, mereka berusaha untuk menjebak Yesus dengan pertanyaan soal pajak. Seandainya Yesus menjawab pertanyaan tersebut dengan perkataan “kita tidak perlu membayar pajak kepada Kaisar”, maka perkataan itu bisa dianggap sebagai bentuk penentangan terhadap pemerintah, sehingga bisa mendapatkan hukuman mati. Hal itu bisa dianggap sebagai bentuk penghasutan kepada orang secara umum, untuk menentang penjajah pada waktu itu.

Jika Yesus menjawab bahwa “kita harus membayar pajak”, maka Yesus dapat dianggap sebagai penghianat bangsa sendiri. Yesus akan dianggap sebagai pendukung penjajahan. Jika demikian, maka orang-orang Yahudi yang selama ini mendukung Yesus akan berbalik membenci Yesus. Pada saat itu, Tuhan Yesus sebenarnya sedang ditempatkan pada posisi yang serba salah. Tetapi karena Dia Tuhan, maka Dia mengetahui bahwa orang-orang yang bertanya kepada-Nya adalah orang-orang munafik. Tuhan menjawab dengan jawaban yang tidak pernah diduga sebelumnya oleh mereka. Tuhan Yesus meminta koin. Yesus menjawab bahwa mereka harus memberi kepada Kaisar apa yang wajib dan harus diberikan kepada Kaisar dan memberikan kepada Tuhan apa yang wajib dan harus diberikan kepada Tuhan. Mendengar jawaban Tuhan Yesus, mereka heran dan kehilangan kata-kata.

Demikian juga dengan kita pada saat ini. Meskipun kita tidak seperti bangsa Yahudi pada saat itu, yaitu pada masa penjajahan. Sebagai orang percaya kita juga harus membayar pajak. Dengan membayar pajak, itu adalah bentuk tanggung jawab kita kepada negara. Itu juga bentuk cinta kita kepada negara. Salah satu bentuk bela negara. Saat ini kita tidak perlu membela negara dengan cara mengangkat senjata. Tetapi kita bisa membela negara melalui membayar pajak, supaya negara kita bisa memutar roda perekonomian negara. Persaingan antar negara pada saat ini lebih banyak dalam bidang perekonomian.

Demikian juga kita harus memberikan atau mengembalikan apa yang wajib kita berikan kepada Tuhan. Pada saat jemaat memberikan persembahan, hendaklah hatinya berpaut kepada Tuhan. Di dalam hati kita, kita harus mengatakan bahwa persembahan yang kita bawa ke gereja adalah untuk Tuhan. Itu adalah salah satu bentuk kita mengasihi Tuhan lebih daripada apapun juga. Tidak benar bagi orang Kristen untuk tidak membayar pajak. Juga tidak baik bagi kita jika kita tidak memberikan persembahan kepada Tuhan. Tuhan mau supaya kita melaksanakan dua-duanya. Jika pajak adalah kewajiban, maka persembahan sebenarnya bukan kewajiban. Persembahan adalah bentuk kasih kita kepada Tuhan. Orang yang mengasihi, kecenderungannya adalah memberikan yang terbaik kepada siapapun yang kita kasihi.

Views: 26

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top