Yesus sudah dinubuatkan sebagai Raja dari segala raja yang datang ke dunia, datang kepada umat kepunyaan-Nya. Dia adalah Tuhan yang datang untuk bersama-sama dengan ciptaan-Nya. Sekitar satu minggu sebelum Tuhan Yesus disalibkan, Yesus dan para murid tiba di dekat Yerusalem, yaitu di dekat Betfage dan Betania. Tempat itu terletak di Bukit Zaitun. Tuhan Yesus sebenarnya ingin menggenapi apa yang tertulis tentang Dia di dalam kitab Zakaria 9:9. Di ayat tersebut dikatakan, “Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-soraklah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.”
Zakaria sekitar 400 tahun sebelum kelahiran Tuhan Yesus sebagai manusia di dunia, sudah menubuatkan bahwa Raja segala raja akan datang dan Ia akan memasuki kota Raja, yaitu kota Yerusalem. Sangat pantas jika rakyat Yerusalem gempar dan bersora-sorai untuk menyambut Raja mereka. Jika saat ini, akan disediakan karpet merah sebagai tanda penghormatan dan penyambutan yang agung bagi seseorang yang penting dan terhormat. Juga sudah dinubuatkan bahwa Raja itu akan masuk ke Yerusalem mengendarai keledai muda. Yesus mengendarai keledai yang belum pernah ditunggangi, itu tidak mudah. Keledai tersebut belum pernah diajar untuk membawa beban.
Tuhan Yesus menyuruh murid-Nya untuk mengambil keledai itu tanpa meminta izin dulu kepada pemiliknya. Yesus tidak mencuri, karena sebenarnya semua yang ada di dunia ini adalah milik kepunyaan-Nya. Dia juga yang menciptakan semua yang ada di muka bumi ini. Apalagi posisi Yesus adalah Maha Raja. Dialah pemilik alam semesta ini, termasuk keledai yang diambil oleh murid-Nya itu. Memang pada saat itu ada beberapa orang yang bertanya, mengapa para murid melepaskan keledai yang tertambat itu. Tetapi setelah para murid menjawab sesuai dengan apa yang dipesankan oleh Tuhan Yesus, maka orang-orang itu membiarkan para murid mengambil keledai itu. Lalu para murid membawa keledai itu kepada Yesus dan mengalasinya dengan pakaian mereka.
Banyak orang menghamparkan pakaiannya di jalan untuk dilewati oleh Yesus yang naik keledai muda itu. Keledai itu pun berjalan dengan tenang, tidak berani memberontak kepada Sang Raja. Akhirnya Yesus masuk ke kota Yerusalem sambil menunggangi keledai itu, menggenapi nubuatan yang sudah disampaikan oleh Zakaria. Semua orang menyambut Yesus dan berseru-seru dengan kata-kata pujian. Pujian ini menggambarkan bagaimana Yesus disanjung tinggi. Sebenarnya orang-orang mulai percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan. Sebagian besar mereka adalah orang-orang biasa, bukan para imam. Mungkin mereka juga adalah orang-orang yang pernah melihat Yesus mengadakan mujizat, mungkin juga orang-orang yang pernah mengalami mujizat dari Tuhan Yesus.
Sesampainya di Yerusalem, Yesus langsung masuk ke Bait Allah untuk meninjau semuanya. Persis seperti seorang raja yang pulang perang, kembali ke kotanya dan meninjau semua yang ada di kota tersebut. Menjelang malam, Yesus keluar bersama dengan para murid untuk menginap di Betania.
Keesokan harinya, saat meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar. Hal ini menggambarkan kemanusiaan Yesus. Yesus adalah Tuhan sepenuhnya dan manusia sepenuhnya. Dia adalah Tuhan yang menjelma menjadi manusia. Perut kemanusiaan Yesus juga perlu makanan. Karena itulah di dalam Alkitab seringkali kita jumpai dan baca bahwa Yesus makan dan minum.
Views: 30