Jelajah PB 124 (Markus 9:10-13)

Setelah Yesus berkata supaya mereka tidak memberitahukan semua peristiwa itu sebelum kebangkitan-Nya, para murid mempersoalkan perkataan Yesus tentang kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Mereka belum bisa mengerti tentang kebangkitan yang dimaksudkan oleh Yesus. Memang ada orang yang mati dan dihidupkan oleh Tuhan Yesus, tetapi mereka bangkit dari kematian itu tetap menjadi manusia biasa dan nanti akan mati lagi. Tetapi kebangkitan Yesus sangat berbeda, karena kebangkitan Yesus membuat Dia memakai tubuh kekekalan, tidak mati lagi tetapi hidup kekal selama-lamanya.

Jelas ketiga murid ini kebingungan dengan pernyataan Yesus tersebut, kemudian mereka bertanya kepada Yesus. Hal itu wajar, karena mereka belum tahu sebenarnya apa yang akan terjadi. Mereka masih menyusun semua yang telah disampaikan oleh Yesus, tetapi belum menemukan jawaban yang pas, karena semuanya belum tergenapi. Untuk meyakinkan semuanya itu, sampai mereka bertanya, “Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang terlebih dahulu?” Ahli Taurat berargumentasi bahwa Yesus ini bukan Mesias karena Elia belum datang. Tetapi sebenarnya Yesus berkata bahwa sesungguhnya Elia sudah datang. Tetapi mereka telah memperlakukan Elia dengan tidak baik dan menolaknya. Yang dimaksud Elia oleh Yesus Kristus adalah Yohanes Pembaptis. Karena kedegilan hati para ahli Taurat, maka mereka tidak tahu atau mungkin sengaja tidak mau tahu bahwa Yohanes Pembaptis adalah Elia. Pakaiannya dan apa yang dimakan oleh Yohanes Pembaptis, cocok dengan apa yang dipakai dan dimakan oleh Elia. Karena kedegilan hati serta iri hati dari para ahli Taurat, sehingga mereka tidak bisa melihat semua ini dengan jernih hati.

Pada saat kita memberitakan Injil atau membawa kabar baik, seringkali Injil itu tidak diterima, karena ada kepentingan yang tergeser. Karena Injil juga bisa menegor dan menyatakan kesalahan. Tidak semua orang terbuka untuk menerima koreksi dan menganggap hal itu berbahaya bagi kepentingan dan kehidupan mereka. Jika ada seorang tokoh masyarakat atau seseorang yang terhormat, mereka belum percaya kepada Yesus, kita memberitakan Injil kepadanya, belum tentu dia mau terima. Karena ketika dia mau terima Yesus, ada banyak hal yang harus dikorbankan, termasuk ketokohannya dan pengikutnya, ataupun harta kekayaannya. Demikian juga orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka akan sulit untuk meninggalkan ketenaran dan posisi kehormatan mereka. Akhirnya para ahli Taurat mencari alasan bahwa Yesus pasti bukan Mesias yang dijanjikan oleh nabi-nabi di Perjanjian Lama.

Elia sudah datang, tetapi para ahli Taurat memperlakukannya sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Betapa jahatnya orang yang mempunyai agama tetapi tidak berpengertian. Mereka akan menjadi orang yang fanatik membabi buta. Kita, sebagai orang percaya, harus belajar dari kesalahan orang Farisi dan ahli Taurat. Jangan sampai kita mempercayai sesuatu tanpa pengertian. Ketika kita percaya kepada Yesus, kita tidak asal percaya. Karena itulah Yesus membuktikan bahwa Diri-Nya adalah Tuhan dan Juruselamat, dengan melakukan banyak hal. Tuhan Yesus tidak pernah memaksa kita untuk percaya kepada-Nya. Tetapi kita, yang sudah diberi akal budi dan diberi Alkitab di tangan kita, kitalah yang mempelajari semua itu, dengan hikmat dan terang dari Roh Kudus. Orang Kristen yang sungguh-sungguh, akan bisa melihat kebenaran di dalam Alkitab, dan kebenaran itu yang akan mengubahnya menjadi lebih baik. Kebenaran itu yang akan membawa kita semakin mengenal Tuhan yang kita sembah, yang penuh kasih dan maha kuasa.

Views: 24

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top