Di dalam Injil Matius, peristiwa yang kita baca ini, Yesus menggunakan istilah Kerajaan Sorga. Sedangkan di dalam Injil Markus, menggunakan istilah Kerajaan Allah. Di dalam Alkitab, kita seringkali menemukan tiga istilah yang sering dipakai, yaitu: Kerajaan Sorga, Kerajaan Allah dan Keluarga Allah. Ketika menggunakan istilah Kerajaan Sorga, yang ditekankan adalah lokasi, yaitu Kerajaan yang ada di Sorga. Keluarga Allah menjelaskan tentang relasi. Keluarga Allah ini bisa di Sorga dan di bumi. Sedangkan istilah Kerajaan Allah, penekanannya lebih kepada kepemilikan, yaitu Kerajaan yang dipunyai atau dimiliki oleh Allah. Biasanya ini mengarah pada kepemilikan secara rohani yang mencakup di Sorga maupun di bumi, saat Tuhan diakui dan diterima sebagai Raja.
Inti khotbah yang disampaikan oleh Yesus melalui perumpamaan adalah rahasia Kerajaan Allah. Rahasia Kerajaan Allah mengarah kepada pembentukan jemaat Tuhan di dunia ini. Jemaat dimulai pada saat Yohanes Pembaptis membaptis orang-orang yang percaya, kemudian berkembang setelah hari turunnya Roh Kudus. Para rasul adalah pondasi jemaat. Dalam perumpamaan ini, Yesus sedang menjelaskan bagaimana jemaat di dunia ini sedang didirikan oleh Dia. Jemaat lokal di dunia berdiri melalui pemberitaan firman Tuhan, seperti diumpamakan dengan penabur benih.
Benih yang ditabur bisa jatuh di berbagai lokasi. Pendirian jemaat yang benar, harus melalui penaburan benih firman Tuhan, bukan dengan cara-cara duniawi untuk menarik perhatian orang datang dan bergabung ke sebuah jemaat. Jika hal tersebut terjadi, maka akan menghasilkan jemaat yang hanya mencari hal-hal duniawi dan sensasional. Jemaat itu sesungguhnya tidak lahir baru dan cinta kebenaran. Tuhan sebenarnya mencari orang yang cinta kebenaran untuk membangun jemaat lokal di dunia ini. Yesus sengaja menggunakan perumpamaan, supaya orang-orang yang cinta kebenaran akan menggali arti dari perumpamaan tersebut. Jika dia tidak cinta kebenaran, maka dia akan mengabaikan perumpamaan itu. Ternyata pada waktu itu, hanya para murid yang penasaran tentang perumpamaan itu dan menanyakan kembali kepada Yesus apa arti sebenarnya dari perumpamaan tersebut.
Para murid mengikut Yesus bukan mencari hal yang duniawi. Mereka benar-benar mencari perkara rohani. Coba kita bayangkan, Matius meninggalkan kekayaan dan jabatannya sebagai pemungut cukai untuk mengikut Yesus. Matius jelas tidak sedang mencari kekayaan duniawi. Dia sedang mencari kebenaran dan rela untuk meninggalkan semua yang ada pada dia. Celakalah orang yang datang ke gereja dengan tujuan untuk mendapatkan berkat materi. Menyedihkan jika ada orang yang datang ke gereja hanya bertujuan untuk kesembuhan penyakit jasmaninya. Orang-orang tersebut akan terhalang matanya untuk memahami perkara-perkara rohani, perkara yang kekal.
Datanglah kepada Tuhan, datanglah ke gereja dengan satu motivasi yang benar, yaitu untuk mencari dan mendapatkan kebenaran. Karena tugas gereja adalah menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran.
Views: 19